Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Melon Berbasis IoT Dikembangkan Universitas Brawijaya

Kompas.com - 22/10/2021, 17:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Budidaya buah kini semakin canggih. Seperti halnya yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Kampus ini mengembangkan sistem pertanian presisi berdasarkan Internet of Thing (IoT) untuk budi daya tanaman Melon.

Tentu dengan nama Drip Irrigation System, yang saat ini diterapkan pada kebun Melon Agro Techno Park, Jatikerto Kabupaten Malang, Jatim.

Baca juga: Tim Doktor UB Ciptakan Alat Pengolah Sampah Jadi Kompos

Adapun budidaya hasil inovasi dosen UB bernama Eka Maulana, S.T., M.T., M.Eng., bersama UB Tech dan tim ATP UB itu mengembangkan teknologi yang menggunakan metode penyiraman bermodelkan sistem tetes (drip) yang dikendalikan berdasarkan kadar air dari media tanam.

Menurut Eka Maulana, secara logika ketika tanah kering maka sistem drip ini aktif. "Berapa kadar air dalam media itu kapan sistem drip itu aktif itu data dan informasi terkait mekanisme dikirim melalui koneksi IoT.

"Secara prinsip yang sudah diterapkan air dengan tambahan nutrisi saja," ujar Eka dikutip dari laman UB, Jumat (22/10/2021)

Dijelaskan, sistem tersebut tidak hanya bisa digunakan untuk irigasi tapi bisa digunakan untuk deteksi lain termasuk kebutuhan nutrisi, pencahayaan, suhu, serta kelembaban green house kebun melon tersebut.

Dalam prosesnya, sistem drip irrigation tersebut bekerja sesuai dengan kebutuhan nutrisi masing-masing tanaman yang akan diairi.

Baca juga: Mahasiswa UB Inovasi Tempurung Kelapa Jadi Baterai Mobil Listrik

"Jadi bukan sekedar dari seberapa banyak dia mengairi tanaman tapi disesuaikan dengan usia tanaman. Pengendalian sistem ini termonitor dari segi waktu dan variabel data yang sudah terekam dengan baik," terang Eka.

Pemberian nutrisi sesuai kebutuhan

Sementara Manager Pertanian dan Pengembangan ATP Suyadi, SP., MP., mengatakan proses pemberian nutrisi melalui air yang dialirkan ke media pada tanaman secara berkala tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Dalam sehari bisa dilakukan sebanyak 5 sampai 10 kali. Sehingga dengan teknologi itu kita tidak perlu secara manual memberikan nutrisinya.

"Bisa ditinggal untuk mengerjakan pekerjaan yang lain, karena secara otomatis akan menyalakan mesin drip dan mengaliri nutrisi ke media tanam sesuai dengan kebutuhan tanaman," imbuh Suyadi.

Tentunya dengan IoT mempermudah pekerjaan, karena secara otomatis mesin akan menyala ketika media tanam sudah membutuhkan nutrisi.

"Sehingga tidak sampai terjadi kekurangan nutrisi. Karena jika kita manual, maka kita masih menggunakan insting saja kapan tanaman membutuhkan nutrisi," urainya.

Penerapan sistem drip tersebut ternyata memberikan hasil maksimal pada tanaman Melon.

"Hasil buahnya bisa lebih bagus dan ideal, sebab ketersediaan nutrisinya stabil. Karena jika nutrisinya tidak stabil maka perkembangan buah melon tidak optimal, buah bisa pecah atau tingkat kemanisan akan rendah," katanya.

Dikatakan, melon yang dibudidayakan dengan menggunakan sistem drip irrigation tersebut berkualitas premium mulai dari rasa, net atau kulit berjaring yang tersusun rapi, dan berat yang ideal dibandingkan melon yang konvensional.

Baca juga: FK UB Peringkat 3 Nasional Versi THE WUR 2022

"Pasarnya ekslusif, jadi memang rasa pasti berbeda dengan yang dijual pada pasar konvensiaonal. Di Jatikerto ada beberapa jenis dari yang jenis rock, golden, dan honey," terangnya.

Adapun tim terdiri dari Muhammad Romadhani Prabowo (Teknik Elektro), M. Dilan Linoval (Teknik Elektro), dan Salwana Nabilah (Bioteknologi), dengan dosen pembimbing Eka Maulana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com