Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Doktor UB Ciptakan Alat Pengolah Sampah Jadi Kompos

Kompas.com - 16/10/2021, 15:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini, sampah masih jadi masalah di masyarakat. Padahal, sampah organik dapat dijadikan pupuk kompos.

Seperti di Kecamatan Purwosari Kabupaten Malang, sampah organik di desa tersebut belum terkelola secara optimal dan dapat menimbulkan masalah di lingkungan tempat tinggal.

Terkait hal itu, Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (DM UB) membantu masyarakat Desa Purwo Sekar Kecamatan Purwosari Kabupaten Malang mengolah sampah organik menjadi kompos dengan menciptakan alat komposting.

Baca juga: Mahasiswa UB Inovasi Tempurung Kelapa Jadi Baterai Mobil Listrik

Menurut ketua tim, Dr. Dimas Firmanda Al Riza, pihaknya memberikan pelatihan serta sosialisasi pengolahan kompos yang baik dan benar dengan mengundang beberapa pemateri.

Selain itu, dilakukan pendampingan mengenai manajemen pemasaran bagi UKM dalam pengembanga produk kompos yang dihasilkan menggunakan alat pencacah yang diberikan.

Sementara Yusuf Hendrawan, STP, M. Applied Life.Sch.PhD, selaku salah satu bagian dari DM menjelaskan mengenai alat tersebut.

Yakni mesin pencacah ini digunakan untuk merajang sampah organik menjadi kompos dengan ukuran yang seragam.

Selain itu mesin ini dapat mencacah berbagai macam sampah organik seperti rumput, limbah sayur, limbah buah, daun ranting kecil dan bahan organik lainnya.

Selama tahap implementasi, mesin ini mampu mencacah 50-100 kg/jam dengan bentuk struktural terdiri dari plat besi dengan penyangga besi frame U yang sangat kuat. S

"Selain itu, mesin ini juga dilengkapi dengan pisau yang mempunyai ketajaman dan kekerasan tinggi sehingga dapat memotong sampah organik dengan baik dan memiliki umur teknis yang lama," ujar Dimas seperti dikutip dari laman UB, Sabtu (16/10/2021).

Dijelaskan, mesin pengayak kompos berfungsi mengayak pupuk kompos agar memiliki luas permukaan yang lebih kecil dan seragam.

Adapun mekanisme kerja mesin ini dilakukan secara secara kontinyu dalam slinder pengayak (berlubang) yang berputar dengan kapasitas 100-150 kg bahan baku/jam dan dilengkapi dengan motor penggerak jenis diesel 7,5 HP.

Baca juga: FK UB Peringkat 3 Nasional Versi THE WUR 2022

Mereka berharap, dengan adanya program ini dapat mengajak masyarakat Desa Purwo Sekar untuk dapat mengolah limbah/sampah organik dengan baik dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik.

Selain itu, pelaksanaan program ini juga diharapkan dapat membentuk usaha mikro, kecil dan menengah yang mandiri dan potensial sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com