Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Grit, Rahasia Awal di Balik Kesuksesan Setiap Orang

Kompas.com - 05/10/2021, 16:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

KOMPAS.com - Michael Jordan dengan basketnya, Oprah Winfrey terkenal sebagai jurnalis, Jeff Bezos sebagai pendiri marketplace terbesar di dunia, J.K. Rowling dikenal sebagai penulis buku paling laris di dunia, beserta nama-nama besar lain dalam bidangnya masing-masing memiliki persamaan dalam menjalani karier mereka yang dapat dibilang sukses.

Angela Duckworth, profesor di bidang psikologi dan peneliti dari University of Pennsylvania melakukan studi untuk menemukan alasan di balik kesuksesan seseorang dengan mewawancarai banyak orang sukses dari masing-masing bidang dan peran seperti pimpinan organisasi, atlet, seniman, jurnalis, dan akademisi.

Pertanyaan yang sama selalu diajukan Angela kepada objek penelitiannya: apa yang membuat mereka berbeda dari yang lain sehingga dapat mencapai kesuksesan?

Mereka sama-sama pernah melewati kegagalan yang tidak terhitung lagi jumlahnya. Akan tetapi, yang membedakan diri mereka dengan pesaing lainnya adalah: mereka tidak menyerah dengan kegagalan serta gigih untuk melanjutkan tujuan utama mereka.

Berbicara tentang kegigihan atau sering disebut dengan grit, tidak banyak orang memiliki sikap ini. Ketika dihadapi dengan kegagalan, orang sering kali putus asa dan berhenti di tengah jalan serta mengubur tujuan utama kita.

Dengan memiliki grit, selain tidak putus asa, orang yang mempunyai tujuan utama dan niat yang besar untuk mewujudkannya akan menemukan berbagai macam cara untuk tetap fokus meraih tujuannya.

Lebih dari sekadar tidak putus asa, grit adalah sikap tekun yang berkelanjutan dalam mencapai sasaran jangka panjang, tanpa memedulikan penghargaan ataupun pengakuan dari orang lain.

Baca juga: 4 Tipologi Grit: Kamu Termasuk yang Mana?

 

Angela Duckworth dalam penelitiannya menyimpulkan, ada dua hal yang membentuk grit dalam kesuksesan seseorang, yakni kerja keras serta kemampuan untuk bertahan setelah mengalami kegagalan dan kedua adalah arahan atau direction yang berarti mereka tahu apa yang mereka inginkan.

Kegigihan atau grit terbagi menjadi dua dimensi. Pertama, passion atau kemampuan untuk mempertahankan minat pada suatu tujuan. Hal ini dibutuhkan agar kita tetap fokus dengan tujuan yang telah ditetapkan sejak awal.

Kedua adalah perseverance atau kemampuan individu untuk tetap berjuang mencapai tujuan jangka panjang apapun tantangan dan hambatan yang dihadapi. Perseverance ini berfungsi agar kita tidak menyerah di awal ketika tantangan-tantangan baru terlihat.

Terdapat empat tipe dalam grit:

  1. Achiever (telah menetapkan tujuan dan tekun untuk dapat mencapainya)
  2. Planner (mampu menetapkan tujuan, tahu apa yang disasar, dan memiliki ketekunan)
  3. Executor (tekun mencapai target, namun masih membutuhkan bimbingan untuk menetapkan sasaran)
  4. Pivoter (belum mengenal minat pribadi dan masih membutuhkan bantuan agar tidak menyerah atau hilang fokus)

Orang yang memiliki grit dalam diri mereka memiliki ciri yang dapat diidentifikasi. Pertama adalah mereka yang memiliki grit utamanya mempunyai ketertarikan dan rasa penasaran yang bertahan lama.

Kemudian, mereka belajar serta menguasai keterampilan dan keahlian yang diminati dengan latihan-latihan yang mungkin membuat mereka tidak nyaman dan sangat menantang. Lalu, tujuan mereka spesifik pada hal tertentu dengan fokus yang penuh dan sering kali mencari umpan balik dari orang sekitar.

Meskipun tujuan mereka spesifik secara arti, namun tujuan mereka memiliki dampak yang luas, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga masyarakat.

Terakhir, mereka yang memiliki grit mempertahankan harapan ketika semua orang menyerah. Mereka optimis bahwa setiap orang dapat beradaptasi, termasuk diri mereka.

Dalam level tertinggi, sebutan paragons of grit diselipkan pada mereka yang memiliki ciri-ciri grit yang tinggi.

Perlu diingat bahwa kesuksesan memiliki banyak faktor, tidak hanya grit saja. Ada intelegensi yang berperan secara internal dan kemampuan sosialisasi yang berperan untuk eksternal diri.

Miskonsepsi lain mengenai grit juga bertebaran, grit dianggap sebagai kerja keras saja.

Baca juga: Grit, Pilar untuk Meraih Sukses

 

Padahal, grit memiliki arti yang lebih dalam lagi, tidak banyak yang menyebut bahwa grit juga berbicara mengenai konsistensi tujuan.

Meskipun demikian, di awal, kita harus menerapkan pemikiran bahwa grit bukanlah cara untuk “menjadi apapun yang diinginkan”, karena setiap manusia diberikan batasan yang berbeda-beda.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengerti potensi dan kekuatan yang dimiliki supaya dapat mencapai performa yang maksimal.

Dengan begitu, grit memiliki hubungan yang cukup erat dengan bagaimana cara kita berpikir atau yang biasa disebut mindset. Carol Dweck membagi mindset menjadi dua, yakni fixed mindset dan growth mindset.

Untuk meningkatkan grit, diperlukan persentase growth mindset yang lebih besar karena pemikiran dari orang dengan growth mindset yang mengambil peluang dan menjadikan kegagalan sebagai bentuk pengembangan diri membuat kegigihan atau grit menjadi lebih kuat.

Jauh dari kata berkembang, fixed mindset erat kaitannya dengan sikap pesimis. Umumnya orang-orang dengan fixed mindset akan pesimis, menganggap bahwa tidak akan ada lagi harapan atau kesempatan-kesempatan untuk berhasil mencapai tujuan.

Bila seseorang memiliki fixed mindset, akan sulit baginya untuk bangkit karena sedari awal telah berpikir bahwa mereka tidak akan mampu untuk mencapai tujuan dan tidak bersedia untuk mencari jalan lain.

Itulah mengapa motivasi intrinsik (yang datang dari dalam diri) penting dan saling berhubungan dengan growth mindset. Meskipun orang-orang yang memiliki grit mempunyai tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat, tetapi grit dengan motivasi intrinsik yang tinggi tidak mengharapkan imbalan atau pujian dari luar.

Dengan memiliki motivasi intrinsik yang kuat (untuk menumbuh dan mengembangkan diri), maka akan lebih tangguh dan melihat menghargai proses dibandingkan dengan fokus dengan hasil (motivasi ekstrinsik yang mengharapkan penghargaan atau pengakuan dari orang lain.

Melihat hal-hal tersebut, growth mindset tentu saja berhubungan erat serta memiliki peran sebagai penyeimbang dari perseverance pada grit.

Kegigihan untuk tetap konsisten dalam mencapai tujuan yang memakan waktu panjang dan membuka diri pada kesempatan-kesempatan yang ditemui membuat mereka menghargai proses dari keterpurukan itu sendiri.

Orang dengan growth mindset cenderung memiliki grit yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang fixed mindset.

Namun sekali lagi, grit bukanlah satu-satunya faktor penunjang kesuksesan. Masih banyak hal lain yang mendukung terjadinya kesuksesan. Akan tetapi, grit adalah sebuah sikap yang dapat dikendalikan dalam diri setiap orang.

Kita hanya mempunyai dua pilihan: menyerah atau tetap berjuang.

Nah, apakah kamu memiliki sikap grit? Lalu tipe apakah kamu? Jika kamu penasaran, kamu dapat mengetahuinya dengan mengakses kursus daring Membangun Grit untuk Performa yang Optimal hanya di Kognisi.id. Jangan lupa untuk membagikan hasil belajarmu dengan jejaringmu!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com