Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minat Belajar Tinggi, Bahasa Indonesia Disiarkan di Radio Papua Nugini

Kompas.com - 06/07/2021, 16:15 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minat warga negara asing untuk mempelajari Bahasa Indonesia ternyata cukup tinggi. Terbukti di beberapa perguruan tinggi negara lain terdapat jurusan Bahasa Indonesia.

Seperti yang terjadi di negara Papua Nugini. Bahasa Indonesia disiarkan melalui saluran radio dan bisa diakses lebih dari 110.000 murid dan mahasiswa Papua Nugini secara gratis.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Port Moresby, Papua Nugini (PNG), melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI meluncurkan Program Penyiaran Bahasa Indonesia melalui Radio Maria.

Program ini bahkan disiarkan ulang oleh sepuluh radio di 10 kota di Papua Nugini guna menjangkau area-area besar di negara tersebut.

Baca juga: Guru Sekolah Dasar Harus Beradaptasi dengan Pembelajaran Digital

Program Bahasa Indonesia disiarkan melalui radio

Atdikbud RI di Port Moresby, Chaerun Anwar mengakui, kerja sama ini strategis karena siaran Radio Maria dan siar ulangnya dapat menjangkau pelosok negeri Papua Nugini yang luas.

"Program Bahasa Indonesia disiarkan pada hari kerja Senin sampai Jumat, pukul 11.00 sampai 12.00 waktu setempat," kata Atdikbud Chaerun seperti dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Selasa (6/7/2021).

Menurut Chaerun, Radio Maria melayani kurang lebih 1 juta pendengar di seluruh Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.

Radio Maria dipilih sebagai mitra karena mempunyai jaringan penyiaran yang luas. Program Penyiaran Bahasa Indonesia sendiri berdurasi 60 menit dan terbagi dalam 4 segmen, yaitu Mari Bicara Bahasa Indonesia, Mari Menyanyi Lagu Indonesia, Mari Mengenal Provinsi di Indonesia, dan Mari Belajar di Indonesia.

Baca juga: Dosen Itera Teliti Tanaman Nyamplung sebagai Bahan Dasar Kosmetik

Selain itu, sejumlah guru lokal Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) juga bertugas menjadi penyiar.

"Mereka secara bergantian mengisi acara. Sementara itu, narasumber tamu akan dihadirkan dalam format acara sesuai topik dan bahasan siaran setiap minggunya," terang Atdikbud Chaerun.

Terdapat 852 orang pemelajar Bahasa Indonesia yang saat ini tercatat aktif di kampus, sekolah, dan Bahasa Indonesia Learning Centre (BLC).

Sepuluh kota besar di PNG dan Kepulauan Solomon yang mendapatkan relai program ini, adalah Port Moresby, Vanimo, Goroka, Wewak, Lae, Rabaul, Aitape, Alotau, Jiwaka, Honiara, dan Bougainville.

Radio Maria Papua Nugini merupakan Radio Katolik nonkomersial yang merupakan anggota dari Radio Maria Sedunia yang aktif di 70 negara dengan kantor pusat di Arcellasco d’Erba, Milan, Italia.

Baca juga: UNS Buka Kelas Internasional, Berikut Persyaratan dan Keunggulannya

Bahasa Indonesia dipelajari di kampus Papua Nugini

Atdikbud Chaerun mengungkapkan, Bahasa Indonesia juga dipelajari di beberapa perguruan tinggi di Papua Nugini.

"Secara formal, pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan di University of Goroka (UoG), University of Papua New Guinea (UPNG), Asia Pacific Institute of Applied Social Economic and Technical Studies (APIASETS), St. Joseph International College, dan Lae Secondary School Lae-Moreobe," bebernya.

Baca juga: Deteksi Covid-19 Metode Kumur, Begini Penjelasan Peneliti Undip

Dorong minat belajar Bahasa Indonesia di Papua Nugini

Seiring pembatasan berskala besar (hard restriction dan soft restriction) oleh pemerintah pusat dan provinsi di Papua Nugini dalam rangka mitigasi penyebaran Covid-19, perluasan akses dan tempat belajar Bahasa Indonesia turut mengalami kendala signifikan.

"Pembelajaran di dalam kelas mendapat kendala serius dan tingkat kehadiran pemelajar di pusat layanan belajar bahasa berkurang," kata Chaerun.

Di sisi lain, pemelajar Bahasa Indonesia masih tetap menghubungi KBRI untuk mencari informasi terkait pembukaan kembali kelas Bahasa Indonesia di KBRI Port Moresby.

"Permintaan untuk pembukaan belajar bahasa pun berdatangan seiring minat yang semakin luas di kalangan masyarakat pelajar di PNG. Namun, pembukaan kelas baru terkendala ketersediaan tenaga pengajar di PNG dan adanya pembatasan berkumpul," imbuhnya.

Baca juga: Guru Sekolah Dasar Harus Beradaptasi dengan Pembelajaran Digital

Diakui Chaerun, kemampuan KBRI dan BLC memiliki keterbatasan dalam menampung peserta belajar.

"Untuk itu, perlu program yang dapat menjangkau pemirsa Papua Nugini secara massal dan mudah diakses," ujar Chaerun.

Mempopulerkan Bahasa Indonesia di wilayah Pasifik

Pembelajaran melalui siaran radio, menurut Chaerun, dipandang efektif karena sekaligus merupakam metode belajar yang dipakai Departemen Pendidikan Papua Nugini PNG dalam masa tanggap darurat Covid-19.

Pemirsa radio yang setia mengikuti program belajar juga akan diapresiasi dengan sertifikat partisipasi usai mengikuti program penyiaran. "Bisa mendaftarkan diri pada kantor Atase Pendidikan melalui surel atau WhatsApp," tutur Chaerun.

Baca juga: Daftar Prodi Paling Ketat S1 dan D4 Jalur CBT UM UGM 2021

Program Penyiaran Bahasa Indonesia melalui Radio Maria didukung dengan bahan siaran dan konsultansi dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

"Harapannya, program ini bisa memperluas cakupan peserta belajar dan mempopulerkan bahasa Indonesia di Papua Nugini khususnya dan wilayah Pasifik pada umumnya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com