Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB: Takaran Terbaik Makan Sayur dan Buah untuk Lawan Covid-19

Kompas.com - 05/07/2021, 16:59 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pada saat pandemi Covid-19, sebaiknya meningkatkan konsumsi sayuran dan buah sebagai vitamin C. Dengan begitu, kekebalan tubuh akan mengalami peningkatan.

Pakar Gizi IPB, Prof. Ali Khomsan mengatakan, organisasi WHO menganjurkan konsumsi sayuran dan buah 400 gram setiap hari, terdiri dari 250 gram buah dan 150 gram sayuran.

Baca juga: Guru Besar IPB: Perceraian Keluarga di Indonesia, 50 Kasus Per Jam

"Akan tetapi sayang sekali, konsumsi (sayur dan buah) rata-rata penduduk Indonesia hanya mencapai sekitar 100 gram," kata dia melansir laman IPB, Senin (5/7/2021).

Dia menyebut, Indonesia sebagai negara tropis dikaruniai beragam tumbuhan, termasuk sayuran, buah-buahan, dan pangan nabati lainnya.

Indonesia dikenal sebagai pusat biodiversitas buah. Ada 24 spesies mangga dari 35 spesies mangga dunia, 37 spesies pisang dari 76 spesies pisang dunia.

Demikian juga dengan tanaman manggis, durian, salak, dan lain-lain. Terdapat lebih 104 jenis tumbuhan buah berpotensi tinggi dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Dari sekitar 369 ribu spesies tumbuhan di dunia, sekitar 10 ribu sebenarnya dapat dimakan. Dari 10 ribu spesies ini, baru 10 spesies yang menyediakan kalori dan protein tinggi kepada 60 persen penduduk dunia.

Tumbuhan bernilai ekonomi tinggi yang menyediakan vitamin dan mineral tinggi baru sekitar 50 spesies.

"Untuk dapat mengelola sumber daya hayati bagi kesejahteraan masyarakat dan mencapai pembangunan berkelanjutan di Indonesia, diperlukan kapasitas dan kreativitas para ahli dan pemerhati dalam mengembangkan dan menerapkan Iptek biologi," kata dia.

Lanjut Guru Besar Tetap Fakultas Ekologi Manusia IPB ini menyatakan, pola makan gizi seimbang yang dianjurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat menjadi acuan untuk meraih hidup sehat dengan kekebalan tubuh yang tinggi.

"Konsumsi pangan hewani yang banyak mengandung "seng" bermanfaat untuk kekebalan tubuh. Demikian pula konsumsi sayuran dan buah setiap hari hendaknya diimplementasikan dalam kehidupan keluarga sehari-hari," ujar dia.

Dia mengaku, prinsip gizi seimbang ialah makan beraneka ragam pangan yang mengandung karbohidrat (pangan pokok), protein (lauk-pauk), vitamin/mineral (sayur dan buah), dan olahraga untuk menjaga kebugaran.

Baca juga: Tips Paten Tingkatkan Imun Tubuh Manusia ala Pakar UGM

Selain itu, manfaat lain dari konsumsi sayur dan buah ialah kandungan seratnya yang tinggi.

Serat sering disebut the forgotten nutrient (zat gizi yang dilupakan), karena pada awalnya kita tidak mengetahui fungsi serat yang umumnya tidak dapat dicerna sistem pencernaan manusia.

"Baru ketika diketahui bahwa serat berguna untuk melancarkan pembuangan, menurunkan kolesterol, mengurangi risiko penyakit jantung dan mencegah kanker kolon, serat semakin disadari sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia," jelas dia.

Dia juga mengungkapkan, hasil penelitian Puslitbang Gizi Bogor yang menyebutkan konsumsi serat rata-rata orang Indonesia ialah 10,5 gram per hari. Padahal anjuran gizi menyarankan asupan serat 20-30 gram per hari.

"Jadi, benar kalau dikatakan orang Indonesia kurang serat. Padahal, sayuran dan buah-buahan sumber serat tumbuh subur di Indonesia. Harganya pun tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan pangan lain seperti pangan hewani," sebut dia.

Oleh karena, sebut dia, tampaknya masyarakat perlu mendapatkan informasi lebih banyak tentang manfaat sayur dan buah, sehingga konsumsi seratnya bisa ditingkatkan.

Dia menambahkan, kesadaran gizi dalam hal konsumsi sayuran, mutlak diperlukan. Masyarakat Indonesia rasanya tidak mempunyai kendala ekonomi untuk mengonsumsi sayuran lebih banyak.

Hanya pola budaya dan kebiasaan makan yang harus diperbaiki, sehingga sayuran akan menjadi menu sehari-hari bagi seluruh anggota keluarga.

Lalu, kesadaran gizi perlu ditunjang dengan pemahaman tentang masalah sanitasi, sehingga cara pengolahan sayuran di tingkat rumah tangga bisa lebih aman dan memenuhi syarat kesehatan.

Baca juga: Dosen IPB Sebut Pria Lebih Sering Kentut Dibanding Wanita

"Membiasakan mengonsumsi sayuran mentah sebagai lalap sebenarnya masih berisiko untuk mengalami gangguan kesehatan akibat mikroba (jasad renik). Mencuci pada air mengalir kemudian mengukus atau merebus sayuran ialah cara aman untuk mengonsumsi sayuran secara sehat," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com