Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unpad: Aset Kripto Jangan Digunakan Transaksi

Kompas.com - 05/07/2021, 09:38 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Dian Masyita mengingatkan masyarakat, khususnya generasi milenial, untuk bijak dalam melihat fenomena mata uang kripto (cryptocurrency).

"Jangan pernah ikut-ikutan main kripto hanya karena melihat teman kelihatan untung terus," kata Dian melansir laman Unpad, Senin (5/7/2021).

Baca juga: Investasi Cryptocurrency, Dosen Unair: Masyarakat Harus Hati-hati

Dian menjelaskan, saat ini ada 6,5 juta investor aset kripto di Indonesia per bulan Mei 2021.

Jumlah ini jauh melebihi jumlah investor pasar modal Indonesia sebesar 5,37 juta orang pada Mei 2021.

Disinyalir, perputaran uang pada aset kripto Indonesia mencapai Rp370 Triliun.

Dengan besarnya jumlah perputaran uang di aset kripto, Dian menilai tidak bijak jika disandingkan dengan kondisi Indonesia saat ini.

Apalagi, Indonesia membutuhkan banyak dana murah untuk mengatasi permasalahan dalam negeri.

“Apakah bijaksana kalau uang ratusan triliunan rupiah setiap hari ditransaksikan untuk membeli mata uang kripto yang mengalirnya entah kemana, wujud fisiknya tidak jelas, dan uang sebesar itu hanya diganti dengan kode-kode yang entah kapan dicairkan dan kalau tidak beruntung bisa juga crash to zero," tegas Dian.

Selain itu, penggunaan kripto untuk membeli barang-barang juga dinilai tidak etis.

Menurut Dian, kripto merupakan investasi aset jangka panjang. Penggunaan kripto untuk transaksi dipandang sebagai perilaku yang merugikan.

Baca juga: Pakar Unpad Ungkap Tantangan Perawat di Masa Pandemi

"Aset kripto bisa bersaing dengan obligasi dan saham-sama yang bisa menyimpan nilai (storing value)," tambah dia.

Karena dipandang sebagai investasi jangka panjang, aset kripto juga bisa bersaing dengan invetasi emas dan komoditas lainnya.

Meski demikian, banyak investor yang memilih kripto karena dipandang lebih dekat dengan teknologi.

Walau menjadi aset investasi jangka panjang, kripto juga penuh dengan risiko.

Selain harga yang fluktuasi, kripto juga rentan terhadap tindakan pencurian dan kesalahan teknis hingga rentan terkena serangan peretas.

Di sisi birokrasi, sambung dia, kripto juga belum mendapat dukungan pemerintah, hingga aturan yang belum ada.

Untuk itu, bagi yang ingin terjun berinvestasi di aset kripto, dia mengingatkan calon investor untuk mempelajari Whitepaper dari kripto, hingga bijak dalam mengelola dana untuk berinvestasi.

Baca juga: Pakar IPB: Mengenal Cryptocurrency Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

"Jangan gunakan uang hidup sehari-hari untuk berinvestasi kripto. Gunakan uang yang benar-benar dingin," tukasnya.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com