UGM, Universitas Terbaik di Indonesia Versi QS WUR 2022

KOMPAS.com - Salah satu kampus di Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi universitas terbaik di Indonesia.

Prestasi ini berdasarkan lembaga pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) yang merilis hasil QS World University Rankings (WUR) tahun 2022 pada hari Rabu 9 Juni 2021 waktu Indonesia.

Adapun UGM berada di peringkat 254 dunia, sehingga menjadikan UGM tetap menjadi universitas terbaik di Indonesia versi QS WUR.

Baca juga: Hari Terakhir Daftar Jalur Mandiri UGM, Ini Syaratnya

Melansir laman UGM, Rabu (9/6/2021), ada enam aspek utama yang dinilai dalam QS WUR 2022, yaitu:

1. Academic Reputation

2. Employer Reputation

3. Citations per Faculty

4. Faculty Student Ratio

5. International Faculty

6. International Students

Total nilai UGM secara keseluruhan mengalami peningkatan dari pemeringkatan tahun sebelumnya dari 37,4 menjadi 38,3.

Untuk aspek Academic Reputation, UGM mengalami peningkatan skor 6,46 persen, dari 44,9 menjadi 47,8.

Demikian juga pada aspek Employer Reputation, skor UGM naik 2,78 persen dari 43,2 di pemeringkatan untuk tahun 2021 menjadi 44,4 untuk pemeringkatan tahun 2022 ini.

Baca juga: Ingin Berhenti Merokok? Guru Besar UGM: Perlu Komitmen Ini

Adapun pemeringkatan QS WUR tahun 2022 diumumkan tahun 2021, dan menggunakan data 2020.

Di samping kemajuan yang dialami UGM pada beberapa aspek, terdapat tantangan yang dihadapi karena force majeure. Pandemi Covid-19 tak luput memengaruhi capaian pada QS WUR tahun 2022.

Aspek International Faculty dan International Students mengalami pukulan terberat karena berbagai restriksi perjalanan dan transisi proses pendidikan menjadi hampir sepenuhnya digital sejak tahun lalu.

Meski demikian, di tengah tantangan pandemi dan persaingan 1.185 universitas terpilih seluruh dunia, UGM dapat terus kompetitif pada daftar 250-an universitas terbaik.

Capaian ini merupakan hasil kerja keras dari berbagai pihak. Seperti berbagai perbaikan telah dilakukan UGM dari sisi internal, antara lain:

1. menambah jumlah pengajar

2. mempercepat transformasi pendidikan secara digital dengan menyelenggarakan program courses untuk mahasiswa asing yang hampir seluruhnya diselenggarakan secara daring

3. menunjang penelitian

Baca juga: Mendikbud Ristek: Inilah Pentingnya Mahasiswa Belajar di Luar Prodi

4. menjalin kerja sama dengan berbagai mitra baik dalam negeri maupun luar negeri