Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Kasus Covid Terus Melonjak Usai Lebaran

Kompas.com - 11/06/2021, 11:34 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Kasus positif Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir mengalami lonjakan.

Bahkan, di beberapa daerah justru kasus Covid-19 meningkat hingga puluhan kali lipat. Dua daerah yang menjadi sorotan pemerintah dan satgas covid pusat adalah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan Kabupaten Bangkalan, Madura.

Di Madura, bahkan permintaan tenaga medis, tambahan prasarana juga meningkat tajam dan menjadi perhatian masyarakat. 

Sebabnya pun, hampir sama. Mobilitas selama lebaran yang cukup padat, ditambah ketaatan protokol kesehatan Covid-19 yang rendah memicu penularan virus ini semakin masif. 

Tidak hanya itu, daerah yang lain juga mengalami peningkatan jumlah kasus meski tidak melonjak tajam.

Baca juga: Segera Daftar, Vaksin Covid-19 Gratis Usia 18 Tahun ke Atas Warga DKI

Namun pemerintah setempat diminta tetap waspada dengan mempersiapkan ketersediaan kamar Covid-19 di setiap rumah sakit rujukan dan gedung-gedung yang menjadi lokasi isolasi mandiri.

Epidemiolog UGM, Riris Andono, atau akrab disapa dokter Doni menilai peningkatan lonjakan kasus positif Covid-19 bisa disebabkan oleh klaster mudik dikarenakan mobilitas warga di saat lebaran meningkat.

“Dengan atau tanpa mudik, apabila mobilitas meningkat ketika sudah ada transmisi lokal, penularan juga akan meningkat,” ujarnya, dilansir dari laman ugm.ac.id

Seperti diketahui, peningkatan kasus di Kudus misalnya, ditengarai oleh Satgas Covid-19 berasal dari klaster ziarah makam yang menyebabkan naiknya kasus tersebut.

Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyebutkan justru klaster keluarga yang menjadi penyebab naiknya kasus Covid-19 di Kudus.

Baca juga: Cegah Corona, Profesor Unair Paparkan 8 Cara Tingkatkan Imun Tubuh

Menurut Doni, untuk mengetahui penyebab naiknya kasus di Kudus harus ada data secara riil soal seberapa besar kunjungan ke makam, lalu seberapa jauh kedisiplinan masyarakat dan faktor lainnya.

“Kalau tidak ada data riil ya tidak bisa ditarik kesimpulan yang mana secara pasti. Yang bisa diberikan adalah penjelasan kemungkinan. Baik mobilitas, maupun kepatuhan pada protokol atau keduanya berkontribusi pada peningkatan kasus,”paparnya.

Lebih jauh ia menjelaskan untuk membedakan kemungkinan-kemungkinan tersebut juga tidak terlalu relevan.

Sebab strategi pengendalian penularan itu memerlukan kombinasi antara melakukan restriksi dan meningkatkan kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan.

“Saya tidak bisa membuat kesimpulan yang pasti. Tetapi yang terlihat di masyarakat adalah banyak ketidakpercayaan terhadap adanya Covid-19. Ini bisa disebabkan karena ketidaktahuan mereka tentang Covid, disinformasi terkait covid, maupun mungkin juga kejenuhan terhadap situasi yang tidak menentu secara berkepanjangan,” jelasnya.

Ia mengatakan salah satu upaya pemerintah dan Satgas Covid-19 untuk saat ini adalah menekan laju mobilitas warga. Sebab, apabila transmisi di komunitas meningkat tinggi maka risiko penularan juga akan meningkat.

Baca juga: Akademisi UGM: Cara Cek Apakah Data Pribadi Tersebar di Internet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com