Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar Kebangsaan PPM Manajemen: Pancasila Jadi Rambu Pengaman Era Digital

Kompas.com - 12/06/2021, 12:42 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Menguatnya arus globalisasi dan digitalisasi menjadi tantangan persatuan dan kesatuan Indonesia di masa kini dan mendatang. Tidak hanya disrupsi teknologi, disrupsi pandemi juga  menjadi tantangan yang harus dihadapi Pancasila saat ini.

Benang merah ini menjadi isu mengemuka dalam webinar kebangsaan yang digelar PPM Manajemen pada Sabtu, 12 Juni 2021, sebagai bagian dari rangkaian HUT PPM ke-54 yang akan jatuh pada 3 Juli 2021.

Dalam HUT tahun ini, PPM mengangkat tema "PPM Berkarya: Bangkit Raih Bersama".

Dalam sambutan webinar kebangsaan "Pancasila sebagai Rambu Pengaman di Era Digital", Tjahjono Soerjodbroto, Pembina Yayasan PPM Manajemen berharap melalui kegiatan ini masyarakat akan terus diingatkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pemersatu bangsa.

"Kita sama-sama menyadari dengan menguatnya arus globalisalsi digitalisasi, bangsa Indonesia saat ini dan ke depan dihadapkan pada ancaman persatuan dan kesatuan," ujar Tjahjono mengingatkan.

"Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, acara talkshow ini mengajak untuk menggali bagaimana Pancasila menjadi pedoman dan pagar secara bertanggung jawab," jelas Tjahjono.

"Kita tidak boleh melupakan kepentingan dan berbangsa, serta selalu mengusahakan kesejahteraan bersama," pungkasnya.

Baca juga: Ridwan Kamil: Pancasila Bisa Kita Tawarkan Menjadi Ideologi Dunia

Merawat nilai Pancasila

Webinar kebangsaan yang digelar PPM Manajemen ini menghadirkan pembicara Prof. Yudi Latif, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Wahyu Tri Setyobudi, Peneliti Transformasi Stratejik dan Inovasi PPM Manajemen.

Dalam paparannya, Wahyu menyampaikan Pancasila sebagai pondasi bangsa tidak tumbuh dengan sendirinya melainkan perlu dirawat dengan hati karena dalam setiap masa Pancasila selalu menghadapi tantangan yang berbeda.

"Keajaiban" Indonesia yang terdiri dari 16.056 pulau dan 1.340 suku bangsa dan mampu menyatukan Indonesia, tambah Wahyu datang dari empat konsesus dasar: Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

"Ini karunia yang harus kita syukuri karena kita disatukan oleh konsensus yang mampu merekatkan perbedaan yang luar biasa besar di Indonesia," ungkap Wahyu.

Lebih jauh Wahyu menjelaskan, Pancasila saat ini tengah dihadapkan pada dua tantangan besar sekaligus yakni disrupsi digital dan juga disrupsi pandemi global Covid-19.

Ia menilai, era digital satu sisi bisa menjadi aset, namun di sisi bisa menjadi beban; dari produktif bisa menjadi konsumtif, bisa menjadi komprehensif namun bisa melahirkan sikap instan, dapat menumbuhkan kepedulian sosial namun sisi lain bisa menumbuhkan gaya hidup hedon serta dari wisdom of the crowd bisa menjadi hoaks.

"Nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan. Ia tidak take it for granted, tidak tumbuh begitu saja," tegasnya mengingatkan.

Karenanya, ia mendorong beberapa tranformasi dalam merawat Pancasila melalui kolaborasi penta helix (pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media) 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com