Dimana orang rasa terpanggil melakukan aksi heroik untuk membantu dan menyelamatkan orang lain.
4. Fase honeymoon
Biasanya terjadi sekitar 3 bulan awal bencana dengan harapan tinggi untuk segera pulih dari bencana.
5. Fase disillusionment
Setelah bencana berlangsung beberapa saat orang merasakan kekecewaan karena pandemi yang tidak selesai-selesai dan merasa kecewa akan kondisi yang ada.
Fase kekecewaan ini, lanjut Diana, akan mudah mengalami naik turun. Kondisi ini bisa terjadi jika ada situasi pemicu, salah satunya seperti larangan tidak boleh mudik.
Baca juga: Perusahaan Agen TOTO Jepang Buka Lowongan Kerja bagi S1 Fresh Graduate
6. Fase rekonstruksi
Diana berharap masyarakat Indonesia bisa segera memasuki fase ini dengan situasi pandemi yang terkendali.
Ia menambahkan, untuk mengatasi kekecewaan di masyarakat akibat pandemi bukanlah hal yang mudah.
Baca juga: ITS Lakukan Uji Coba Perkuliahan Hybrid, Ini Prosedurnya
Penyelesaian tidak cukup dilakukan pada level mikro dengan melakukan manajemen emosi melalui peningkatan spiritualitas dan literasi terkait kondisi pandemi ke masyarakat. Namun, juga di tingkat makro melalui penetapan kebijakan pemerintah.
"Marah karena secara ekonomi kesulitan, tapi tidak mudah bagi Indonesia yang merupakan negara besar memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini memang sulit, pada akhirnya kembali ke keluarga dan individu dan semangat yang harus dikedepankan saat ini adalah gotong royong untuk saling meringankan beban," tutup Diana.
Itulah penjelasan Pakar dari UGM terkait alasan orang mudah marah saat pandemi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.