Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Orang Mudah Marah Saat Pandemi Menurut Pakar UGM

Kompas.com - 20/05/2021, 13:39 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini jagat maya dihebohkan oleh video beberapa orang marah karena diminta putar balik oleh petugas.

Beberapa orang tersebut bahkan tetap meluapkan kemarahannya meski kamera menyorot aksi mereka.

Luapan kemarahan ini menurut Psikolog UGM Diana Setiyawati terjadi karena saat ini mereka tengah berada pada fase kekecewaan.

"Kondisi ini secara umum disebut fase kekecewaan dalam respon psikologis bencana. Penuh dengan kekecewaan dan tanda tanya kapan pandemi akan berakhir," urai Diana seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (19/5/2021).

Baca juga: Siswa, Kenali 4 Warna Sayuran dan Manfaatnya bagi Tubuh

Masa pandemi, masyarakat jadi sensitif

Diana mengatakan, dalam kondisi pandemi seperti saat ini, masyarakat sangat sensitif. Kelelahan akibat pandemi menjadikan manusia menjadi tidak rasional.

Dosen sekaligus Peneliti Center dor Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM ini menambahkan, adanya pembatasan mobilitas termasuk larangan mudik dan penyekatan di setiap perbatasan wilayah menjadikan ruang gerak manusia sebagai mahkluk sosial untuk terhubung secara langsung semakin terbatas.

"Bagi sebagian orang bisa beradaptasi melakukan komunikasi dan terhubung secara digital, tetapi ada banyak orang yang tidak bisa melakukan atau beradaptasi dengan cara tersebut. Misalnya ayah ibu di kampung, entitas sosial di kampung halaman," ungkap Diana.

Baca juga: Siswa, Ketahui 4 Rasi Bintang Sebagai Penunjuk Arah

Apalagi larangan mudik ini sudah diberlakukan selama dua tahun berturut-turut. Padahal banyak masyarakat memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu keluarga dengan cara mudik.

"Kondisi ini bisa dipahami jika menjadikan masyarakat mudah marah karena ini menyakitkan bagi mereka. Psikologis masyarakat sudah lelah terhadap pandemi dan hasrat untuk terhubung menjadi sangat besar," paparnya.

Fase dalam respon psikologi bencana

Diana menjelaskan, terdapat beberapa fase dalam respon psikologi bencana, antara lain:

1. Predisaster

Yaitu situasi normal belum terjadi bencana.

2. Impact atau inventory

Yakni saat bencana terjadi mosi yang muncul adalah kebingungan, ketakutan, kehilangan, kemudian merasa bertanggungjawab untuk melakukan sesuatu yang lebih.

Baca juga: Unpad Sediakan Beasiswa S2 dan S3, Simak Informasinya

3. Fase heroik

Dimana orang rasa terpanggil melakukan aksi heroik untuk membantu dan menyelamatkan orang lain.

4. Fase honeymoon

Biasanya terjadi sekitar 3 bulan awal bencana dengan harapan tinggi untuk segera pulih dari bencana.

5. Fase disillusionment

Setelah bencana berlangsung beberapa saat orang merasakan kekecewaan karena pandemi yang tidak selesai-selesai dan merasa kecewa akan kondisi yang ada.

Fase kekecewaan ini, lanjut Diana, akan mudah mengalami naik turun. Kondisi ini bisa terjadi jika ada situasi pemicu, salah satunya seperti larangan tidak boleh mudik.

Baca juga: Perusahaan Agen TOTO Jepang Buka Lowongan Kerja bagi S1 Fresh Graduate

6. Fase rekonstruksi

Diana berharap masyarakat Indonesia bisa segera memasuki fase ini dengan situasi pandemi yang terkendali.

Mengatasi kecewa bukan hal mudah

Ia menambahkan, untuk mengatasi kekecewaan di masyarakat akibat pandemi bukanlah hal yang mudah.

Baca juga: ITS Lakukan Uji Coba Perkuliahan Hybrid, Ini Prosedurnya

Penyelesaian tidak cukup dilakukan pada level mikro dengan melakukan manajemen emosi melalui peningkatan spiritualitas dan literasi terkait kondisi pandemi ke masyarakat. Namun, juga di tingkat makro melalui penetapan kebijakan pemerintah.

"Marah karena secara ekonomi kesulitan, tapi tidak mudah bagi Indonesia yang merupakan negara besar memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini memang sulit, pada akhirnya kembali ke keluarga dan individu dan semangat yang harus dikedepankan saat ini adalah gotong royong untuk saling meringankan beban," tutup Diana.

Itulah penjelasan Pakar dari UGM terkait alasan orang mudah marah saat pandemi ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com