Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan Anak Meningkat, Akademisi Unair: Ini Solusinya

Kompas.com - 30/12/2020, 10:05 WIB
Albertus Adit

Penulis

4. Selain itu jika dilihat secara luas pernikahan anak memiliki permasalahan yang multifaktor dalam aspek budaya, tekanan ekonomi, rendahnya pendidikan, maupun penggunaan teknologi komunikasi yang tidak terkontrol.

Solusi tekan pernikahan anak

Untuk itulah Dr. Pinky menawarkan solusi berupa rekayasa atau dekontruksi budaya yang diyakini mampu mengatasi isu ini.

"Salah satu contohnya ada di NTB. Di sana beberapa gereja menerapkan aturan agar tidak membaptis anak hingga usia tertentu. Tujuannya agar kelangsungan pendidikan mereka dapat terjamin," katanya.

Selain itu, pendidikan pada anak juga berperan sentral untuk menumbuhkan tidak hanya pemikiran namun juga perasaan dan kedewasaan anak.

Hal ini tentunya juga harus diikuti dengan lingkungan keluarga yang supportif dan memiliki kesadaran, apalagi mengingat situasi pandemi kini yang membuat keluarga menjadi lingkungan terdekat bagi anak.

Adapun langkah selanjutnya adalah memperkuat otonomi perempuan dalam keluarga. Setidaknya ada tiga otonomi yang harus dimiliki perempuan dalam berumah tangga, yakni:

  • otonomi pada akses keuangan
  • mobilitas
  • kekuatan dalam pengambilan keputusan

Sedangkan pada tingkat masyarakat, Dr. Pinky melihat komunitas sebagai sumber pembelajaran yang efektif.

"Kita sebagai akademisi harusnya membaca feminisme dari masyarakat, bukan dari buku saja. Kita harus melihat realita dan terbuka pada paradigma baru. Gaungkan gerakan bersama cegah pernikahan anak," ajaknya.

Baca juga: Akademisi Unpad Bagikan Tips Sederhana Memilih Produk Halal

Tentunya, gerakan tersebut mencakup pengubahan pola pikir, pelibatan tokoh agama dan kelembagaan, memperkuat komitmen politik dan kebijakan pemerintah, serta memasukkan isu pernikahan anak dalam kebijakan nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com