Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag: Penerima Program 5.000 Doktor Jangan Khianati Pancasila

Kompas.com - 20/12/2020, 07:16 WIB
Dian Ihsan,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menitipkan pesan khusus kepada para penerima bantuan program 5.000 doktor (S3) Luar Negeri agar jangan mengkhianati Pancasila.

Program 5.000 doktor Kemenag diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 19 Desember 2014. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) melalui pemberian beasiswa pendidikan doktoral bagi dosen dan tenaga kependidikan.

Baca juga: Kampus PTKI Harus Tingkatkan Keterampilan Mahasiswa

"Pancasila sebagai ideologi bangsa harus terpatri dalam jiwa, pikiran, dan semua tindakan nyata saudara-saudara. Jangan sekali-kali, saudara ingkari atau khianati Pancasila ini," ucap dia melansir laman Kemenag, Sabtu (19/12/2020).

Dia mengaku, jika dari para penerima bantuan ini ada yang memiliki ideologi, paham, apalagi mengembangkan gerakan-gerakan yang menentang ideologi Pancasila, maka semua fasilitas dan pembiayaan pendidikan atau kuliah doktor akan dicabut.

"Saya akan perintahkan Dirjen Pendidikan Islam, kalau ada seperti itu, akan dicabut dari semua fasilitas dan pembiayaannya," jelas dia.

Anggaran program doktor dari negara

Dia menegaskan, anggaran program 5.000 doktor bersumber dari negara. Maka, hingga kapan saja saudara harus memiliki komitmen dan bukti nyata secara sungguh-sungguh untuk mencintai dan memperjuangkan negara ini.

"Bahkan, mereka yang menentang Pancasila ini harus mengembalikan semua fasilitas yang diterimanya itu untuk dikembalikan ke kas negara. Hal ini penting saya sampaikan, agar jangan sampai uang negara itu diberikan kepada orang yang menentang ideologi negara," sebut dia.

Menag juga menyampaikan, jadikanlah isu-isu Islam Indonesia menjadi bagian dari kajian akademik. Hal ini penting dilakukan, agar kajian Islam Indonesia dapat dipromosikan kepada masyarakat internasional secara masif.

Baca juga: Kampus PTKIN Harus Kuatkan Tali Persaudaraan Bangsa, Ini Alasannya

"Anda merupakan duta akademik untuk dapat memperkenalkan bagaimana sesungguhnya Islam Indonesia itu dengan baik. Oleh karena, karakter Islam Indonesia yang moderat dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan patut dikuasai," ungkap dia.

Dia menyebutkan, mereka yang memperoleh fasilitas program 5.000 doktor harus semangat dan bertekad tinggi. Bila tidak ada kesungguhan, maka tidak akan sukses.

"Jika boleh diibaratkan, program 5.000 doktor ini bagaikan kita sedang menanam pohon kelapa. Sekarang kita menanamnya, tetapi berbuahnya butuh waktu yang cukup panjang. Di sinilah dibutuhkan komitmen, konsistensi dan kesungguhan," tuturnya.

Dia juga menekankan, program ini memang datang dari negara (APBN), maka dari itu ilmu yang didapatkan harus disalurkan kembali untuk kepentingan masyarakat.

"Pada saatnya, para penerima bantuan harus berani turun gunung, menyapa, mengadvokasi, dan mendampingi masyarakat secara nyata, agar ilmu yang diraih dapat bermanfaat," tuturnya.

Adapun penerima program doktor ini bukan atas nama pribadi atau keluarga semata, tapi atas nama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dan Kemenag. Maka dari itu, penerima harus bisa menjaga nama baik tersebut.

Baca juga: Siswa MA Berprestasi Bisa Masuk Kampus PTKIN Tanpa Tes

"Jaga perilaku saudara, tunjukkan cara akhlak baik. Produktivitas dan karya-karya akademik harus ditunjukkan, sehingga masyarakat dapat memaklumi bahwa saudara benar-benar layak mendapatkan bantuan program 5.000 doktor luar negeri ini," pungkas Menag.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com