Oleh: Isnaini | Guru SMPN 3 Kisaran, Asahan, Sumatera Utara
KOMPAS.com - Mendampingi anak belajar dari rumah (BDR) selama pembelajaran jarak jauh ternyata bukan perkara mudah. Banyak persoalan muncul dari kebiasaan baru ini; orangtua yang panik hingga marah-marah saat mendampingi anak belajar dari rumah.
Tak jarang tanpa disadari orangtua melukai perasaan dan fisik anaknya karena frustasi dengan perilaku anak saat belajar dari rumah. Tragisnya, ada berita menyedihkan orangtua membunuh anak lantaran tak sabar mendampingi anak belajar.
Tujuan dilaksanakannya belajar dari rumah, sesungguhnya agar siswa tetap mendapatkan layanan pendidikan selama pandemi. Selain untuk mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, kegiatan ini juga untuk memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi guru, siswa, dan orangtua.
Lalu mengapa kekerasan orangtua saat mendampingi anak belajar dari rumah terjadi?
Baca juga: 7 Tips Peran Penting Sekolah Hindari Kekerasan saat Belajar di Rumah
Untuk mengatasi kekerasan terjadi pada anak, kita harus menelusuri latarbelakang strategi orangtua dan guru dalam melaksanakan belajar dari rumah ini.
Bagi para orangtua mendampingi anak belajar di rumah memang hal yang tidak gampang. Apalagi orangtua yangmemiliki banyak kesibukan.
Banyak orangtua juga tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman cara mendampingi anak belajar. Kegiatan belajar dari rumah pada masa pandemi, menjadi sesuatu yang melelahkan dan rumit.
Namun, mau tidak mau, suka tidak suka kita harus beradaptasi dengan kondisi ini. Untuk itu guru dan orangtua harus menemukan strategi yang tepat agar anak nyaman dan tidak merasa tertekan.
Guru juga harus merancang kegiatan belajar dari rumah yang menyenangkan. Kembangkan lembar kerja siswa yang tidak terlalu membebani para siswa, tetapi tujuan pembelajaran tercapai.
Intensitas komunikasi guru, orantua, dan siswa saat belajar dari rumah harus lebih aktif dan terbuka guru juga perlu mengetahui kondisi dan masalah dihadapi orangtua.
Sampaikan rencana guru dalam memfasilitasi anak yang akan belajar dari rumah. Minta orangtua menyampaikan pendapat dan masukannya untuk perbaikan kegiatan belajar dari rumah untuk anak.
Keluhan-keluhan para orangtua harus ditampung dan dicari solusinya agar orangtua merasa nyaman dan bersemangat. Penekanan-penekanan yang keras kepada siswa dari guru untuk menuntaskan pembelajaran haruslah dihindari.
Ciptakan kesepakatan dengan orantua dalam mendampingi anak. Guru juga harus memperbarui cara memberikan pembelajaran dari rumah, sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dapat dijangkau orangtua dan siswa.
Gunakan WhatsApp grup orangtua atau pertemuan terbatas dengan orangtua bagi yang tidak bisa mengakses internet. Berikan umpan balik kepada siswa dan orangtua dari hasil belajar dari rumah sehingga semua bisa mengetahui perkembangan belajar anak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.