Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2020, 20:07 WIB
Elisabeth Diandra Sandi,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini, munculah kabar mengkhawatirkan dunia pendidikan mengenai tindakan kekerasan orangtua kepada anak berusia 8 tahun hingga meninggal dunia.

Ketika menemani anaknya belajar secara daring, ibu korban melakukan pemukulan lebih dari 5 kali karena merasa kesal dengan anaknya yang sulit belajar online. Kejadian tersebut sudah terjadi sejak Agustus 2020, tetapi aksi tersebut baru terungkap pada Sabtu (12/9/2020).

Terkait kasus ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Menteng 03 Pagi Edi Kusyanto membagikan kiat sekolahnya untuk menghindari kekerasan pada anak terjadi saat PJJ.

Baca juga: Bosan PJJ Itu-itu Saja? Ini 6 Model Pembelajaran Inovatif bagi Siswa

1. Tugas jangan menyulitkan 

Untuk membantu orang tua, Edi menghimbau kepada guru untuk memberikan tugas sekolah yang tidak menyusahkan.

“Kalaupun diberikan tugas, ya minimal gurunya sudah menerangkan walaupun dalam tahap stimulan awal,” ujarnya saat dihubungi lewat telepon pada Rabu (16/9/2020).

2. Gunakan instrumen yang ada

Edi menjelaskan, guru sebaiknya memberi tugas yang bisa anak olah dari buku atau instrumen yang sudah ada di rumah. Dengan begitu, beban menemani anak mengerjakan tugas di rumah menjadi berkurang bagi orangtua.

3. Membangun komunikasi orangtua

Guru juga bisa terus membangun komunikasi dengan orangtua ketika hendak menjalankan pembelajaran online lewat aplikasi apapun. Dengan begitu, orangtua bisa lebih siap dan menyisihkan waktunya untuk menemani anak belajar.

4. Melihat kondisi dan kemampuan siswa

Sewaktu memberikan tugas kepada anak-anak, Edi mengatakan bahwa guru bisa melihat indikasi, pelajar mana yang sekiranya butuh bantuan.

“Nanti sorenya janjinya jam 2 dikumpulin (tugasnya) ya. Nanti misalnya ada yang (lewat) 25 menit atau nambah 3 menit. Nah itu keliatan itu yang kurang-kurang. Terus gurunya juga ingin tahu kenapa belum dikumpulkan tugasnya,” jelas Edi.

Dengan menaruh perhatian kepada anak didik, guru bisa mendapatkan penjelasan dari orangtua atas masalah yang ada di rumah. Alhasil, sekolah bisa memberikan toleransi terhadap waktu pengumpulan tugas.

5. Guru memfasilitasi pembelajaran

Peran pihak sekolah juga penting dalam kondisi pandemi COVID-19 untuk memfasilitasi masalah pelajar. Edi memberikan contoh salah satu siswa peringkat 2 SD di SDN Menteng 03 Pagi yang hidup bersama dengan kakek (83 tahun) dan neneknya (75 tahun). 

Saat belajar secara online, sekolah mengalami kendala untuk berkomunikasi dengan anak maupun kakek dan neneknya. Maka dari itu, Edi memutuskan untuk mengkhususkan anak tersebut untuk belajar dengan datang ke sekolah.

“Enggak apa-apa satu orang aja kok ya, 3 hari sekali, biar dibantu sama gurunya. Guru kami juga bantu dengan pakai masker, cuci tangan dulu, jaga jarak aman lah,” cerita Edi.

Baca juga: Belajar Online, Orangtua Diminta Lebih Sabar Dampingi Anak

6. Peran komite sekolah

Untuk tetap menjalin komunikasi dengan orang tua, Edi membuat grup perwalian atau komite guru bersama orangtua murid. Lewat forum tersebut, Edi berharap agar orangtua bisa menjalin komunikasi dengan sekolah tanpa harus ditutup-tutupi.

“Cerita aja, memang kondisinya begini kok, harus jujur. Kami akan mem-back up untuk orang-orang itu biar ada kesamaan dengan orang lain juga,” tuturnya.

7. Saling membantu dan mendukung

Selain itu, pembuatan grup tersebut berguna untuk membagi informasi tentang aktivitas pendidikan maupun bantuan untuk atasi kendala selama Covid-19. Pemberian paket bantuan kuota dari kementerian, misalnya.

Bukan hanya bantuan dari pemerintah saja, tetapi sesama orangtua juga bisa saling membantu dari segi ekonomi. Pasalnya, Edi mendapati bahwa masa pandemi juga bisa memicu emosi orang tua saat PJJ karena masalah ekonomi.

“Rupanya dengan cara-cara seperti itu, pembelajaran jadi lancar,” tutup Edi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com