Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2020, 08:56 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

“Selain mengendalikan tindak hiperaktifnya, juga dalam upaya meningkatkan konsentrasi dan ketelitiannya, “kata Fauziyah.

Agar betah duduk, Fauziyah menyiapkan tontonan menarik melalui televisi, buku-buku bergambar dan sebagainya yang sesuai dengan ketertarikan Abidah.

Fauziyah juga mulai membiasakan Abidah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengepel, dan berbagai pekerjaan rumah lainnya.

Sementara itu, untuk menghindari kebosanan di rumah, Fauziyah memberikan kesempatan pada Abidah untuk bermain di halaman rumah bersama teman-temannya di sekitar rumah dengan memperhatikan kebersihan.

Baca juga: Tanamkan Budi Pekerti, Bacakan 5 Dongeng Tradisional ini Sejak Dini

Fauziyah menekankan, anak ABK memang memiliki keterbatasan tumbuh kembang. Karena itu, anak ABK membutuhkan bimbingan orang tua dan guru.

Ciptakan Kebersamaan dan kebahagiaan

Cerita lain datang dari pasangan Maulana Mustika dan Novi Srawali dalam mengasuh dan mendidik anak bungsunya, Syamillano Elzabir, yang mengalami tunarungu sejak dilahirkan.

Novi mengakui, menjalani masa belajar dari rumah bersama ABK menjadi tantangan yang lebih besar.

Ia dan sang suami memanfaatkan momen bekerja dari rumah untuk mengasuh dan mendidik Syamil yang saat ini sudah bersekolah di Taman Kanak-Kanak B PAUD Alam, Lampung.

Termasuk melibatkan anak pertamanya, Fadialavi Khaira, siswa kelas enam sekolah dasar, untuk membantu Syamill agar bisa berkomunikasi, sehingga bisa merasakan kebahagiaan dalam keterbatasan.

Baca juga: Mendikbud Nadiem: Mohon Kembali ke Tanah Air, Negara Membutuhkan Anda

“Inilah yang saya maksud dengan kebersamaan dan kebahagiaan, Syamil bisa merasakan dukungan dari keluarganya dalam suasana kebersamaan sehingga timbul kebahagiaan dalam dirinya," kata Novi yang juga menjadi narasumber.

Dalam webinar, Novi mengungkap sangat bersyukur karena Syamil diberi kesempatan untuk menggunakan teknologi alat bantu dengar (ABD). Meski begitu, lanjut Novi, itu tidak serta merta membuat Syamil bisa mendengar dan berbicara.

“Prosesnya panjang, Syamil harus belajar mendengar dulu sebelum menggunakan ABD, mulai mendengar satu kata, memahami satu kata, baru ia bisa berbicara satu kata itu, lantas meningkat ke dua kata, tiga kata, dan seterusnya. Harapan kami ke depan, Syamil bisa mendengar kata yang panjang, kalimat dan memahami dan bisa bicara kalimat panjang, itu butuh proses," ujarnya.

Baca juga: Pakar IPB: Prospek Cerah Bisnis Cacing Tanah untuk Bahan Baku Obat

Di samping itu, Novi dan suami tak lupa mengajarkan nilai-nilai spiritual dan sosial, seperti sholat, mengaji, penguatan nilai-nilai karakter, puasa, dan sebagainya.

"Kunci pelaksanaannya adalah disiplin dan konsisten," kata dia.

Dalam hal pengembangan karakter dan nilai-nilai sosial, Novi memberikan pemahaman melalui buku-buku cerita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com