Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

"Blended Learning", Pembelajaran Ideal di Era "New Normal"

Kompas.com - 26/07/2020, 15:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Kiki Fatmawati | Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (PGMI UIN STS) Jambi

KOMPAS.com - "New Normal" merupakan istilah untuk tatanan hidup baru atau panduan tata kehidupan baru yang bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Kita tidak bisa terus-terusan termangu. Kita harus tetap bergerak melakukan kegiatan untuk memenuhi semua kebutuhan kita. Inilah yang dimaksud dengan tatanan hidup baru ini, tetap melakukan kegiatan seperti biasa, namun harus sesuai dengan standar protokol kesehatan di tempat umum.

Menteri Kesehatan mengatur atau memberi panduan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di tempat kerja perkantoran dan industri dalam mendukung keberlangsungan usaha pada situasi pandemi.

Begitu pula di bidang pendidikan telah diputuskan mengenai tatanan kehidupan baru dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.

Melalui telekonferensi dalam kanal Youtube pada 15 Juni 2020, Mendikbud menjelaskan bagi peserta didik dasar dan menengah pada tatanan pendidikan di era new normal akan diberlakukan di tahun ajaran 2020/2021 dan tetap dimulai bulan Juli 2020.

Itu dilaksanakan berdasarkan aturan seperti wilayah zona kuning, oranye, dan merah tidak diperbolehkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka dan tetap dilanjutkan pembelajaran dari rumah secara jarak jauh via dalam jaringan (daring).

Baca juga: Blended Learning, Membangun Ruang Belajar Zaman Now Menyenangkan

Kombinasi pembelajaran

Salah satu metode pembelajaran ideal di era new normal akan diberlakukan adalah metode blended learning.

Blended learning pada dasarnya mengombinasikan aspek positif dari dua jenis lingkungan belajar, yaitu pembelajaran di kelas dan e-learning (Bonk dan Graham, 2006).

Sesuai dengan yang dikemukakan Noord et al (2007), pembelajaran blended adalah suatu kombinasi dari berbagai modus pembelajaran daring, luring dan tatap muka (in-person learning).

Pembelajaran blended menjadi lebih kukuh dan terkenal dengan semakin tersedianya pilihan, baik pembelajaran sinkron maupun asinkron.

Mengacu pada berbagai definisi di atas, pembelajaran blended adalah pembelajaran yang memiliki karakteristik mengombinasikan strategi terbaik dari dua seting belajar tradisional (sinkron, di dalam kelas) dan daring (asinkron, di luar kelas).

Kelemahan pembelajaran tradisional dapat disinergikan/integrasikan dengan kelebihan dari pembelajaran daring. Tujuan utamanya adalah mencapai efektivitas belajar secara optimal/maksimum.

"Blended learning suatu bentuk sistem pembelajaran yang mengombinasikan sedemikian rupa antara strategi pembelajaran sinkron dan asinkron dalam rangka menciptakan pengalaman belajar untuk mencapai capaian pembelajaran yang telah ditentukan secara optimal."

Blanded learning memberikan dua metode yang ideal dengan gagasan sistem pendidikan oleh Mendikbud Nadiem Makarim di tengah pandemi ini.

Di samping guru melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah dengan menjelaskan materi kepada siswa, di samping itu juga agar tetap menjaga jarak aman, guru dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti aplikasi yang sedang tren untuk pengumpulan tugas atau penunjang media pembelajaran.

Bagaimanakah langkah utama dalam merancang blended learning pada mata kuliah di perguruan tinggi?

Baca juga: Blended Learning Jadi Kesempatan Ubah Paradigma Pendidikan Lama

1. Merumuskan capaian pembelajaran

Langkah awal dalam merancang sistem pembelajaran blended adalah merumuskan capaian pembelajaran (learning outcome).

Seperti kita ketahui bahwa capaian pembelajaran (CP) terdiri dari beberapa level, yaitu level perguruan tinggi, level program studi dan level mata kuliah.

Capaian pembelajaran dimaksud di sini adalah capaian pembelajaran level mata kuliah.

Capaian pembelajaran adalah pernyataan kinerja yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa setelah mengikuti suatu mata kuliah sebagai hasil dari proses pembelajaran.

Rumusan capaian pembelajaran yang baik, sangat penting. Karena capaian pembelajaran akan menjadi dasar dalam menentukan komponen sistem pembelajaran berikutnya, di antaranya:

  • memilih, menentukan dan mengorganisasikan materi;
  • memilih dan menentukan strategi pembelajaran;
  • memilih dan menentukan asesmen/evaluasi hasil belajar;
  • memonitor dan mengevaluasi keberhasilan suatu proses pembelajaran.

2. Memetakan dan mengorganisasikan materi pembelajaran

Langkah kedua adalah memetakan dan mengorganisasikan bahan kajian atau materi pembelajaran.

Pemetaan dan pengorganisasian materi pembelajaran adalah upaya menentukan dan mengelompokkan materi pembelajaran kedalam pokok bahasan, subpokok bahasan, dan pokok-pokok materi sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditentukan.

3. Memilih dan menentukan aktivitas pembelajaran sinkron dan asinkron

Langkah ketiga adalah memilih dan menentukan aktivitas pembelajaran sinkron dan asinkron. Langkah ini adalah upaya menentukan apakah capaian dan pokok atau subpokok bahasan tertentu akan dan dapat dicapai melalui strategi pembelajaran asinkron atau sinkron.

Untuk memilih dan menentukan strategi pembelajaran asinkron dan sinkron diperlukan suatu kriteria tertentu.

Oleh karena itu, dalam langkah ini disajikan kriteria memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang relevan sebagai panduan.

Baca juga: Menghadirkan Sekolah Menyenangkan di Era Blended Learning

3. Merancang aktivitas pembelajaran asinkron

Langkah tiga, menghasilkan identifikasi capaian pembelajaran dan pokok bahasan yang akan dicapai melalui pembelajaran asinkron dan sinkron.

Langkah selanjutnya, adalah merancang aktivitas pembelajaran asinkron dengan mengacu pada pokok bahasan-pokok bahasan yang akan ditempuh melalui strategi pembelajaran asinkron.

Merancang aktivitas pembelajaran asinkron, terdiri dari dua langkah, yaitu:

  • menyusun rancangan pembelajaran asinkron, sebagai garis besar rancangan; dan
  • merangkai alur pembelajaran asinkron sebagai alur pembelajaran asinkron yang lebih rinci untuk setiap pokok materi sebagai obyek belajar.

4. Merancang aktivitas pembelajaran sinkron

Sama halnya dengan langkah keempat, mengacu pada pokok bahasan-pokok bahasan yang akan ditempuh melalui strategi pembelajaran sinkron, maka langkah selanjutnya adalah merancang aktivitas pembelajaran sinkron.

Merancang aktivitas pembelajaran sinkron juga terdiri dari dua langkah, yaitu:

  • menyusun rancangan pembelajaran sinkron, sebagai garis besar rancangan; dan
  • merangkai alur pembelajaran sinkron, sebagai alur pembelajaran sinkron yang lebih rinci untuk setiap pokok materi sebagai obyek belajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com