Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blended Learning" Jadi Kesempatan Ubah Paradigma Pendidikan Lama

Kompas.com - 15/07/2020, 15:25 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Rizal menambahkan yang harus dilakukan adalah membangun ekosistem inovasi dan fleksibilitas. "Beri ruang pada anak untuk tidak takut salah dalam belajar. Sistem nilai kadang memfix-kan anak kita ketika nilai tidak baik," paparnya,

"Pendidkan harus membangun pikiran, bukan jalan data," kembali Rizal menegaskan.

Untuk itu, Rizal menyampaikan ada 3 hal yang penting menjadi dasar dalam membangun paradigma baru pendidikan.

Pertama, belajar harus menyenangkan bagi anak. "Dengan belajar menyenangkan anak akan ketagihan belajar, anak akan belajar sendiri tanpa disuruh. Untuk itu pelajaran harus penuh tantangan dan sesuai dengan kenyataan," jelasnya.

Dengan demikian, tambah Rizal, ekosistem pendidikan harus terbiasa memecahkan persoalan yang terjadi.

Baca juga: Dirjen GTK: Pandemi Covid-19 Dorong Guru Inovasi PJJ

Iklim pendidikan kolaborasi 

Hal berikutnya, lanjut Rizal, paradigma pendidikan harus mampu mendorong iklim pendidikan kolaborasi, bukan berkompetisi. "Biasakan anak bekerja sama, hybrid learning memiliki potensi untuk mendorong anak bekerja sama satu dengan lain," ujarnya.

"Fungsi teknologi bukan menjauhkan anak tapi justru harus medekatkan," kata Rizal.

Paradigma ketiga, lanjut Rizal, adalah mengurangi beban mata pelajaran. "Jangan memaksa anak untuk menyelesaikan kurikulum," ujarnya. Yang terpenting adalah membangun kompetensi dan membangun ketahanan emosi. 

Harapannya, dengan perubahan paradigma pendidikan ini anak tidak saja terbangun secara intelektual, namun juga spiritual dan memiliki kesehatan mental. "Harus well being jika ingin membangun manusia seutuhnya," paparnya. 

Rizal juga mengingatkan, "kemajuan teknologi harus diraih katena kita hidup di zaman ini. Namun bukan bidang itu yang harus menjadi fokus. Justru era revolusi digital ini yang dibutuhkan adalah guru-guru yang mampu menyentuh batin siswa-siswanya."

"Tidak boleh berfokus pada pencapaian akademik saja, batin harus dikuatkan sejalan menguatan teknologi itu sendiri," ungkap Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com