Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

I-4 Diaspora: Situasi Normal Baru di Korea, Apa Pelajaran Bisa Kita Dapatkan?

Kompas.com - 07/06/2020, 20:17 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Bahkan, untuk kasus Itaewon karena berkaitan dengan tempat hiburan malam, pemerintah menegaskan akan menjamin seluruh kerahasiaan identitas 5.517 warga Korea yang memiliki kontak di klub dan bar, agar tidak menimbulkan stigma negatif dari masyarakat.

Termasuk warga yang bertempat tinggal dan mengunjungi Itaewon yang berjumlah sekitar 65.000 orang juga dites dalam waktu seminggu.

Dari pengetesan tersebut, ditemukan 170 kasus positif termasuk tanpa gejala. Pelacakan warga yang dilakukan oleh tim khusus pemerintah (2.162 petugas) ini didapatkan dari transaksi kartu kredit, sinyal telepon dan CCTV di daerah tersebut.

Baca juga: I-4 Diaspora: Belajar Keberhasilan Zero Cases dari Normal Baru Brunei Darussalam

3. Pentingnya pihak swasta mengikuti protokol kesehatan dan menjaga sirkulasi udara

Dari kasus klaster jasa e-commerce Coupang, ada hal lain yang dapat kita pelajari yaitu bahwa dalam pekerjaan di gedung tertutup ini, para pekerja ditemukan tidak melakukan pencegahan dengan baik.

Kasus sederhana, para pekerja yang tidak menggunakan masker karena di dalam gedung.

Termasuk juga hasil temuan yang diungkapkan studi epidemiologi KCDC, sirkulasi udara yang tidak baik di gedung membuat transmisi virus lebih cepat. Dari 3.600 orang dites ditemukan 30 orang positif Covid-19.

4. Penutupan kembali tempat hiburan, fasilitas publik dan tempat wisata

Dalam penanganan klaster baru ini, Pemerintah Korea kembali menghimbau perilaku social distancing di Korea, khususnya wilayah Seoul, Incheon dan Gyeonggi-do.

Begitu ditemukan kasus baru, pemerintah daerah segera menutup kembali tempat hiburan (night club dan bar) dan tempat wisata hingga 14 Juni. Termasuk juga penutupan fasilitas publik seperti perpustakaan dan museum.

Pemerintah (KCDC) dalam hal ini telah meminta masyarakat menghindari pertemuan tatap muka hingga risiko penularan menurun.

Apabila pertemuan tatap muka tidak dapat dihindari, maka penyelenggara kegiatan keagamaan harus mengurangi jumlah peserta, menyediakan absensi, menjaga jarak antar peserta, melakukan pengecekan suhu tubuh dan gejala, dan meminta peserta dan petugas memakai masker dan mencuci tangan.

Baca juga: Belajar dari Perancis, 70 Kasus Covid-19 Ditemukan Setelah Siswa Kembali Sekolah

5. Kewajiban penggunaan masker di tempat publik

Distribusi dan pembelian masker di Korea diatur oleh pemerintah sejak kasus Covid-19 meningkat di Februari.

Sebelumnya, pembelian hanya dibatasi dua per minggu dan pembelian dilakukan di hari tertentu. Saat ini, sejak pertengahan Mei, masyarakat sudah bisa membeli masker sebanyak tiga buah dalam seminggu, dan tidak dibatasi di hari tertentu.

Dalam praktiknya saat ini, transportasi publik seperti bus, kereta, taksi berhak menolak penumpang jika tidak menggunakan masker.

6. Insentif untuk warga dan UMKM

Tidak dapat dipungkiri Covid-19 ini sangat berdampak terhadap perekonomian, khususnya para pelaku UMKM.

Pemerintah Korea memberikan insentif keuangan kepada seluruh warga Korea yang dimana dana tersebut digunakan untuk belanja kebutuhan sehari-hari yang bertujuan kepada perputaran keuangan di dalam negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com