Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deret Tunggu Hukuman Mati, Dinilai Penyiksaan Mental yang Tidak Manusiawi

Kompas.com - 14/10/2022, 11:11 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Anti Hukuman Mati Sedunia dan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia diperingati pada tanggal yang sama, yakni 10 Oktober setiap tahunnya.

Kedua peringatan ini mengingatkan akan minimnya perhatian kesehatan mental terpidana hukuman mati.

Indonesia menjadi salah satu negara yang masih menerapkan hukuman mati. Dalam rentang waktu Oktober 2021–September 2022, Kontras mencatat 31 vonis hukuman mati yang dijatuhkan di Indonesia.

Selama menunggu keputusan eksekusi, terpidana hukuman mati berada di bawah tekanan mental yang selama ini luput diperhatikan oleh negara. Kondisi di mana terpidana menunggu deret tunggu eksekusi mati disebut dengan death row syndrome.

Baca juga: Ironi Penerapan Hukuman Mati di Indonesia

Pengidap penyakit mental tak bisa dihukum mati

Fenomena deret tunggu menjadi salah satu perhatian organisasi hak asasi manusia internasional dan Kontras.

Perwakilan advokasi internasional Kontras, Nadine Sherani menjelaskan bahwa komitmen negara dalam moratorium atau penangguhan hukuman mati belum maksimal.

"Belum ada komitmen negara yang kemudian memunculkan adanya dorongan untuk minimal moratorium dalam vonis hukuman mati," kata Nadine saat menyampaikan Laporan Hari Anti Hukuman Mati Internasional yang disiarkan di YouTube KontraS, Senin (10/10/2022).

Selain mempertanyakan soal prinsip fair trial dalam penjatuhan hukuman mati, secara hukum seseorang yang mengalami penyakit mental tidak boleh dijatuhi hukuman, apalagi hukuman mati.

"Pada Pasal 44 KUHP, disebutkan di situ bahwa warga negara itu tidak boleh dijatuhkan hukuman mati apabila mengidap penyakit mental," ujar Nadine.

Baca juga: Kontras: 31 Vonis Hukuman Mati Dijatuhkan di Indonesia Dalam Setahun Terakhir

Siksaan yang tidak manusiawi

Hal senada juga disampaikan oleh koordinator Kontras, Fatia Maulidiyanti yang menyatakan bahwa fenomena deret tunggu merupakan bentuk penyiksaan.

"Fenomena deret tunggu ini seharusnya jadi catatan penting karena adanya pengaruh kondisi fisik dan mental, yang merupakan salah satu bentuk penyiksaan dan juga tindakan tidak manusiawi," ujar Fatia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

Hoaks atau Fakta
Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Data dan Fakta
Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Beragam Informasi Keliru Terkait Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter

[HOAKS] Presiden Iran Selamat dari Kecelakaan Helikopter

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

CEK FAKTA: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan dalam Pemerintahan?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

[KLARIFIKASI] Isu Lama, Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

[HOAKS] Suporter Indonesia Kumandangkan Takbir Jelang Laga Lawan Irak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

[HOAKS] Bansos Tunai Rp 175 Juta Mengatasnamakan Kemensos

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

[KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

[HOAKS] Modus Baru Mencampur Gorengan dengan Narkoba

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

INFOGRAFIK: Aturan Pelarangan TikTok di Berbagai Negara, Simak Alasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Kenaikan Tarif Listrik, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Kenaikan Tarif Listrik, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Toni Kroos dan Cerita Sepatu Istimewanya...

Toni Kroos dan Cerita Sepatu Istimewanya...

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru Terkait Video Helikopter Medevac AS

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru Terkait Video Helikopter Medevac AS

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com