Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Minta Seleksi CPNS Diulang karena Ada Kecurangan

Kompas.com - 06/11/2021, 09:20 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah kecurangan ditemukan dalam rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2021.

Di Makassar misalnya, Badan Kepegawaian dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Makassar menyatakan ada 202 peserta seleksi kompetensi dasar (SKD) calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang melakukan kecurangan.

Sementara di Sulawesi Barat (Sulbar), sebanyak 59 peserta tes CPNS didiskualifikasi karena terindikasi melakukan kecurangan.

Kecurangan yang dilakukan oleh peserta diduga terjadi di tahapan seleksi kompetensi dasar (SKD).

Baca juga: Ada 202 Peserta SKD CPNS di Makassar yang Curang

Melihat banyaknya laporan kecurangan CPNS ini, Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Junimart Girsang mendesak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN dan RB) menggelar ulang seleksi CPNS 2021.

“Jadi biar clear kita mendesak agar seleksi CPNS 2021 itu diulang saja, secara menyeluruh seleksinya. Terlepas ada atau tidaknya anggaran. Ini konsekuensi," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/11/2021).

Politisi PDI-Perjuangan itu mengatakan, sejak awal Komisi II DPR telah mengingatkan Kementerian PAN dan RB dan BKN dalam setiap rapat kerja dengar pendapat.

"Jauh-jauh hari, kami di Komisi II DPR sudah mengingatkan agar peluang curang dalam seleksi CPNS 2021 ini diantisipasi,” ujarnya.

Pihaknya meminta pelaksanaan seleksi CPNS 2021 dilakukan berbasis teknologi informasi (TI), serta harus mengantisipasi kemungkinan terjadi kebocoran materi soal-soal.

Baca juga: 59 Peserta Tes CPNS di Sulbar Didiskualifikasi, Diduga Curang, Bermula Ada Temuan Pengerjaan Tak Wajar

Menurut Junimart, sepanjang TI tersebut masih dikelola manusia, tidak menutup kemungkinan akan terjadi penyimpangan, seperti yang terbukti sekarang.

“Salah satunya melalui sistem operator model digitalisasi, harusnya semua berbasis TI karena sepanjang manusia masih menjadi operator, kecurangan akan terjadi dan itu terbukti sekarang," jelasnya.

Selain itu, ia juga menanggapi pernyataan Deputi Sistem Informasi Kepegawaian (Sinka) BKN Suharman yang mengatakan akan melakukan diskualifikasi kepada peserta yang ketahuan berbuat curang.

"Bukan diskualifikasi, ini kan ketahuan, bagaimana dengan yang lolos tidak ketahuan. Supaya lebih fair ya tidak ada pilihan, seleksinya yang perlu diulang. Kami khawatir ada peserta curang yang lolos dalam seleksi CPNS 2021,” tutur Junimart.

Pelaksanaan SKD CPNS Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di CCC Makassar.

TRIBUN-TIMUR.com/SITI AMINAH Pelaksanaan SKD CPNS Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di CCC Makassar.

Baca juga: Ada Kecurangan di Seleksi CPNS, Komisi II DPR: Seleksi Ulang, Ada atau Tak Ada Anggaran

Diberitakan sebelumnya, Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Mamuju Jais mengonfirmasi soal adanya dugaan kecurangan CPNS yang dilakukan di Sulawesi Barat.

Akan tetapi, hingga kini, Jais mengaku belum menerima nama-nama peserta yang didiskualifikasi. "Kami masih menunggu dari pusat (nama peserta) karena kemarin yang umumkan dari pusat," jelasnya, Senin (1/11/2021).

Jais mengatakan, dugaan kecurangan peserta tes CPNS ini mencuat setelah tim BKN menemukan adanya pengerjaan tidak wajar.

Dugaan kecurangan itu bertambah kuat usai komputer peserta dikirim ke laboratorium forensik di Makassar. Berdasarkan hasil forensik, dalam komputer itu terdapat aplikasi remote Zoho Meeting (Zoho Assist) yang terinstal beberapa hari sebelum ujian.

(Sumber:Kompas.com/Inang Jalaludin Shofihara | Editor: Amalia Purnama Sari)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com