Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan yang Dihadapi Ketua Umum PBNU Mendatang

Kompas.com - 09/10/2021, 17:12 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama akan digelar di Lampung pada 23-25 Desember 2021.

Siapa pun yang terpilih, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapinya.

Kader muda NU yang juga Komisaris PT Kimia Farma Tbk, Rahmat Hidayat Pulungan menjelaskan, tantangan tersebut di antaranya adalah percepatan pembangunan SDM. Hal ini, kata Rahmat, masih kurang NU.

"Apapun yang mau kita kerjakan ke depan, ujungnya SDM. Pemerintah sekarang ini sedang berlari ke arah peningkatan SDM. Kita di NU ya harus lari lebih cepat. Kalau kita telat, apapun yang dikerjakan pemerintah ke depan, posisi warga NU selalu di pinggiran. Nanti kalau sudah di pinggir alasannya kita dipinggirkan, disingkirkan, mencari kambing hitam dari kegagalan kita, kan ini nggak sehat," kata Rahmat dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (8/10/2021).

Tantangan lainnya adalah memperbanyak kelas menengah baru di NU. Menurut Rahmat, hal ini akan menjadi dinamisator peningkatan kualitas warga NU ke depan.
"Gelombang ini mulai jalan di NU, jadi PBNU tugasnya membesarkan gelombang ini," katanya.

Baca juga: Jelang Muktamar NU, Perlukah Regenerasi Kepemimpinan PBNU?

Rahmat melanjutkan, tantangan berikutnya adalah NU harus berperan lebih banyak di dunia internasional. NU harus bisa menjadi jembatan dari kebuntuan dan konflik yang ada di banyak negara.

Menurutnya, NU harus bisa menjadi juru bicara Indonesia dalam situasi krisis yang terjadi di belahan dunia.

"Suka tidak suka krisis internasional akan merugikan semua pihak termasuk Indonesia dan semua umat manusia," katanya.

Tantangan selanjutnya adalah digital transformation yang terjadi mengubah struktur dan pola hidup masyarakat. Menurut Rahmat, mau tidak mau NU harus adaptif.

"Energi kaum muda NU harus dioptimalkan. Dunia digital kan memang dunianya kaum muda," katanya.

Rahmat mengatakan, sosok yang dibutuhkan PBNU untuk menghadapi tantangan ke depan adalah yang memiliki jiwa energik, tangkas, berani dan visioner.

Jiwa itu, kata dia, salah satunya dimiliki oleh KH Yahya Cholil Staquf.

"Ada banyak nama yang beredar, tapi sejauh ini saya lihat Gus Yahya (KH Yahya Cholil Staquf) lebih siap dan berani. Tapi kan muktamar masih 3 bulan, kita berharap tokoh-tokoh muda NU yang lain juga muncul," kata Rahmat yang juga menjabat Wakil Ketua GP Ansor pusat ini.

Jangan hanya slogan

Sementara itu, kader muda NU lainnya, Hery Haryanto Azumi menjelaskan, tantangan NU ke depan NU adalah harus menjawab dan mewujudkan berbagai slogan yang telah dicanangkan seperti hubbul wathon minal iman, cinta tanah air adalah perwujudan dari iman seorang muslim Indonesia.

Menurut Hery, NU tidak boleh lagi sekadar mengulang-ulang jargon ini, tetapi harus secara terencana dan terprogram menyumbangkan visa dan kader-kadernya untuk memperbaiki negara secara nyata dan berkontribusi terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang secara sadar berafiliasi kepada ajaran-ajaran NU.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com