KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19 ternyata memengaruhi pola masyarakat berbagai aspek kehidupan, termasuk pola perilaku perjalanan.
Dikutip Kompas.com dari Antara, Selasa (14/06/2022), Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam menyampaikan, salah satu perilaku yang terlihat adalah bagaimana masyarakat lebih memilih faktor kebersihan sebagai prioritas dan preferensi utama.
Sejalan dengan hal tersebut, wisatawan juga cenderung memilih tempat wisata dan atraksi yang jauh dari keramaian, atau bahkan berada di tempat terpencil.
"Wellness dan mindfulness akan kian dicari di tengah ketakutan dan kecemasan mental akibat pandemi," katanya, seperti dikutip Antara.
Selain itu, Neil menambahkan, banyak pula masyarakat yang mengutamakan untuk menghindari kontak fisik karena itu adalah sumber penularan Covid-19.
Ini membuat pariwisata ikut menyesuaikan diri, di antaranya dengan menyediakan layanan tanpa kontak fisik saat berinteraksi.
Baca juga: Es di Pegunungan Alpen Swiss Longsor, 2 Pendaki Tewas
Untuk itu, menurutnya penyedia jasa juga harus ikut menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut.
"Di era pandemi, wisatawan kian peduli pada kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan. Karena itu, hospitality service harus disempurnakan dengan hygiene, low touch, less crowd, solusi untuk menghasilkan pelayanan paripurna," ujar Neil.
Ia menambahkan, jarak dan durasi perjalanan masyarakat dalam bepergian pun lebih pendek.
Menurutnya, banyak masyarakat mengurangi mobilitas karena semakin jauh pergerakan, semakin besar pula potensi penularan Covid-19.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.