Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tantangan yang Dihadapi Ketua Umum PBNU Mendatang

Siapa pun yang terpilih, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapinya.

Kader muda NU yang juga Komisaris PT Kimia Farma Tbk, Rahmat Hidayat Pulungan menjelaskan, tantangan tersebut di antaranya adalah percepatan pembangunan SDM. Hal ini, kata Rahmat, masih kurang NU.

"Apapun yang mau kita kerjakan ke depan, ujungnya SDM. Pemerintah sekarang ini sedang berlari ke arah peningkatan SDM. Kita di NU ya harus lari lebih cepat. Kalau kita telat, apapun yang dikerjakan pemerintah ke depan, posisi warga NU selalu di pinggiran. Nanti kalau sudah di pinggir alasannya kita dipinggirkan, disingkirkan, mencari kambing hitam dari kegagalan kita, kan ini nggak sehat," kata Rahmat dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (8/10/2021).

Tantangan lainnya adalah memperbanyak kelas menengah baru di NU. Menurut Rahmat, hal ini akan menjadi dinamisator peningkatan kualitas warga NU ke depan.
"Gelombang ini mulai jalan di NU, jadi PBNU tugasnya membesarkan gelombang ini," katanya.

Rahmat melanjutkan, tantangan berikutnya adalah NU harus berperan lebih banyak di dunia internasional. NU harus bisa menjadi jembatan dari kebuntuan dan konflik yang ada di banyak negara.

Menurutnya, NU harus bisa menjadi juru bicara Indonesia dalam situasi krisis yang terjadi di belahan dunia.

"Suka tidak suka krisis internasional akan merugikan semua pihak termasuk Indonesia dan semua umat manusia," katanya.

Tantangan selanjutnya adalah digital transformation yang terjadi mengubah struktur dan pola hidup masyarakat. Menurut Rahmat, mau tidak mau NU harus adaptif.

"Energi kaum muda NU harus dioptimalkan. Dunia digital kan memang dunianya kaum muda," katanya.

Rahmat mengatakan, sosok yang dibutuhkan PBNU untuk menghadapi tantangan ke depan adalah yang memiliki jiwa energik, tangkas, berani dan visioner.

Jiwa itu, kata dia, salah satunya dimiliki oleh KH Yahya Cholil Staquf.

"Ada banyak nama yang beredar, tapi sejauh ini saya lihat Gus Yahya (KH Yahya Cholil Staquf) lebih siap dan berani. Tapi kan muktamar masih 3 bulan, kita berharap tokoh-tokoh muda NU yang lain juga muncul," kata Rahmat yang juga menjabat Wakil Ketua GP Ansor pusat ini.

Jangan hanya slogan

Sementara itu, kader muda NU lainnya, Hery Haryanto Azumi menjelaskan, tantangan NU ke depan NU adalah harus menjawab dan mewujudkan berbagai slogan yang telah dicanangkan seperti hubbul wathon minal iman, cinta tanah air adalah perwujudan dari iman seorang muslim Indonesia.

Menurut Hery, NU tidak boleh lagi sekadar mengulang-ulang jargon ini, tetapi harus secara terencana dan terprogram menyumbangkan visa dan kader-kadernya untuk memperbaiki negara secara nyata dan berkontribusi terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang secara sadar berafiliasi kepada ajaran-ajaran NU.

"NU harus masuk lebih mendalam kepada program-program pemberdayaan ekonomi warga Nahdliyyin dan rakyat miskin secara umum," katanya.

Selain itu, kata Hery, NU juga harus merintis jalan meritokrasi sebagai hadiah terbesar memasuki Abad Kedua perjalanan historis yang telah dicanangkan oleh para muassisin (founding fathers) dan dilanjutkan oleh para penerus setelahnya.

Dengan jalan meritokrasi, kata dia, NU akan mampu memperbaiki diri tanpa kehilangan identitas sebagai organisasi yang berbasis tradisi

Calon ketum PBNU

Sebelumnya, sejumlah figur mulai muncul di publik menjelang hajat besar organisasi Islam yang menjadi aset penting bangsa ini.

Figur-figur tersebut dua di antaranya cukup santer, yakni petahana Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf.

Selain itu, ada pula figur lainnya yakni Ketua PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar, mantan Ketua PWNU Jatim hasan Mutawakkil Alallah dan kiai muda Bahaudin Nursalim atau Gus Baha.

Said yang sudah dua kali menjabat ini akan kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum PBNU. Masa jabatan ketua umum PBNU ini memang secara eksplisit tidak dibatasi dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Mengutip Kompas.id, ketersediaan Said untuk mencalonkan diri pada Muktamar NU ini dismapaikan dalam keterangan tertulis.

Said menyatakan bahwa dirinya akan mencalonkan diri di forum tertinggi NU itu berdasarkan dorongan dari sejumlah kader, di antaranya Tuan Guru Haji (TGH) L Turmudzi Badaruddin, pimpinan Pesantren Qomarul Huda, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Said dianggap mampu membawa NU disegani di kancah dunia. Said juga disebut salah satu tokoh muslim paling berpengaruh di dunia.

Niat KH Said untuk mencalonkan kembali juga dipertegas saat ia bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Rabu (6/10/2021). Said mengaku sudah banyak dorongan baik dari pengurus maupun tokoh dan kader untuk kembali menjadi ketua umum PBNU.

Sementara KH Yahya Cholil Staquf juga digadang-gadang mencalonkan diri menjadi Ketum PBNU pada perhelatan Muktamar Ke-34 NU di Lampung.

Dilansir Kompas.id, Yahya saat menyatakan ada dua hal yang ingin dikembangkan untuk organisasi NU. Pertama adalah membangun sistematika agenda dalam organisasi. Lalu kedua memperkenalkan wawasan khidmah pelayanan inklusif.

"Seharusnya NU sebagai struktur organisasi ketika membuat pelayanan tidak berpikir hanya untuk melayani warga NU saja," kata Yahya ketika berkunjung ke redaksi Kompas sebagaimana dilansir Kompas.id, Kamis (7/10/2021).

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/10/09/171257281/tantangan-yang-dihadapi-ketua-umum-pbnu-mendatang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke