Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gambar Satelit NASA Memperlihatkan Kota di Pantai Timur AS Makin Tenggelam, Salah Satunya New York

Kompas.com - 02/03/2024, 10:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gambar satelit yang dirilis oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) menunjukkan adanya tanah yang semakin tenggelam di bawah kota-kota besar di AS, termasuk Baltimore, New York, dan Charleston.

Gambar-gambar tersebut diungkapkan oleh NASA Earth Observatory pada 20 Februari 2024.

Gambar tersebut menunjukkan pergerakan tanah di seluruh Pantai Timur, dengan area berwarna biru tua yang tenggelam paling cepat, dikutip dari Newsweek, Selasa (20/2/2024)/

Penurunan permukaan tanah ini mengancam infrastruktur, lahan pertanian, dan lahan basah, terutama ketika permukaan air laut naik.

Baca juga: NASA Cari Orang yang Mau Jalani Simulasi Hidup di Mars, Terisolasi Setahun Penuh

Beberapa kota alami penurunan permukaan tanah per tahun

Antara tahun 2007 dan 2020, tanah di bawah New York, Baltimore, dan Norfolk di Virginia, tenggelam rata-rata 0,04 dan 0,08 inci atau 1-2 milimeter (mm) per tahun yang ditunjukkan oleh data satelit.

Tak hanya itu, beberapa tanah yang berada di Delaware, Maryland, South Carolina, dan Georgia bahkan juga tenggelam dengan kecepatan dua atau tiga kali lipat dari itu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2 Januari di jurnal PNAS Nexus.

Ahli geofisika dari Virginia Tech dan salah satu penulis studi tersebut, Leonard Ohenhen mengatakan, subsidensi adalah masalah yang merusak, sangat terlokalisasi, dan sering diabaikan jika dibandingkan dengan kenaikan permukaan air laut secara global.

"Padahal, hal itu adalah faktor utama yang menjelaskan mengapa permukaan air laut meningkat di banyak wilayah di bagian timur AS," ujarnya dilansir dari Live Science, Jumat (1/3/2024).

Baca juga: NASA Kembali Terima Sinyal Laser Pesawat Ruang Angkasa, Kali Ini dari Jarak 32 Juta Kilometer

Dampak adanya penurunan permukaan tanah di AS

Penurunan permukaan tanah memiliki banyak konsekuensi bagi orang-orang yang tinggal di sepanjang pantai, termasuk risiko banjir yang lebih besar serta kerusakan rumah dan infrastruktur yang disebabkan oleh tanah yang tidak stabil.

Setidaknya ada 867.000 properti dan infrastruktur penting, termasuk jalan raya, rel kereta api, bandara, bendungan, dan tanggul, yang semuanya mengalami penurunan permukaan tanah, menurut penelitian tersebut.

Tanah yang tenggelam juga dapat menyebabkan air laut masuk ke dalam lahan pertanian, merusak tanaman dan pasokan air tawar.

Selain itu, kondisi tersebut juga dapat berdampak pada habitat satwa liar yang berada di rawa-rawa, menurut NASA Earth Observatory.

Para peneliti mengungkap, ada salah satu kota di AS yang dikatakan memiliki waktu paling cepat tenggelam, yaitu Charleston di Carolina Selatan.

Pasalnya, pusat kotanya hanya berada 10 kaki (3 meter) di atas permukaan laut. Hal ini lantaran Charleston mengalami penurunan permukaan tanah sekitar 0,16 inci (4 mm) per tahun.

Menurut NASA Earth Observatory, penurunan tanah di bawah Charleston sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pemompaan air tanah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com