Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti BRIN Temukan 49 Taksa Baru pada 2023, Banyak dari Sulawesi

Kompas.com - 04/02/2024, 10:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menemukan 49 taksa atau klasifikasi untuk mengidentifikasi keragaman hayati baru di Indonesia sepanjang 2023.

Temuan baru ini terdiri atas 38 spesies fauna, 7 spesies flora, 1 marga dan 2 subspesies fauna, serta 1 spesies mikroorganisme baru.

Temuan taksa baru yang menambah keanekaragaman hayati Indonesia itu paling banyak, atau  sebesar 37 persen berasal dari Sulawesi. 

BRIN menyatakan sekitar 96 persen spesies baru adalah spesimen yang asli atau endemik Indonesia.

Sedangkan dua spesies baru, yaitu mikroorganisme Spirosoma foliorum berasal dari Korea Selatan dan lalat Colocasiomyia luciphila berasal dari Malaysia.

Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN Iman Hidayat menyampaikan, identifikasi taksa baru ini bagian dari upaya pengungkapan dan pemanfaatan biodiversitas.

“Ini berupa penemuan spesies baru, data genom, potensi pemanfaatan, kajian ancaman,  dampak perubahan iklim global terhadap status biodiversitas nusantara dan ekosistem,” kata Iman dikutip dari laman resmi BRIN, Jumat (2/2/2024).

Selain identifikasi dan pemanfaatan biodiversitas, Iman juga menyebutkan penemuan taksa baru ini juga dimanfaatkan sebagai acuan rehabilitasi dan peningkatan populasi spesies terancam punah, eksplorasi dan konservasi ex situ, serta ekologi dan restorasi spesies. 

Baca juga: Situs Fosil Langka di Argentina Ungkap Pemandangan Hari-hari Akhir Dinosaurus Sebelum Punah

Paling banyak ditemukan di Sulawesi

BRIN mengungkapkan, taksa flora dan fauna baru paling banyak ditemukan di Sulawesi, yakni sebesar 37 persen.

Sementara penemuan lainnya tersebar di seluruh Indonesia, seperti Jawa, Kalimantan, Papua, Maluku, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Natuna.

Salah satu spesies fauna yang ditemukan di Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Tengah, yaitu udang endemik Caridina clandestine.

Tak hanya itu, BRIN juga menemukan 5 spesies flora baru dari marga begonia di Pulau Sulawesi.

Baca juga: Fosil Cacing Karnivora Raksasa Berusia Lebih dari 518 Juta Tahun Ditemukan di Greenland

49 taksa flora dan fauna baru yang ditemukan BRIN

41 taksa fauna baru yang berhasil ditemukan, teridentifikasi 1 marga dan 6 spesies kepiting, 1 spesies udang, 2 spesies cacing, 9 spesies herpetofauna, 2 spesies ikan, 6 spesies keong, 3 spesies ngengat, 5 spesies lalat, 4 spesies hewan pengerat, 1 subspesies kupu-kupu, serta 1 subspesies herpetofauna.

Sedangkan 7 taksa flora baru, terdapat 5 spesies baru begonia, 1 spesies pandan, dan 1 spesies anggrek. Sementara 1 spesies mikroorganisme yang ditemukan adalah bakteri.

Penemuan yang dilakukan oleh BRIN tersebut merupakan bentuk kolaborasi atau kerja sama dengan berbagai lembaga dan peneliti dari negara lain. Hasil penemuan itu kemudian dipublikasikan pada sejumlah jurnal ilmiah.

Baca juga: Ikan Pari Jawa dan Deretan Hewan yang Dinyatakan Punah Sepanjang 2023

Berikut rincian taksa baru yang ditemukan BRIN pada 2024:

Marga/genus baru

  • Natunamon (Ng, Wowor, Yeo 2023).

Spesies baru

  • Spirosoma foliorum (Ho, Nurcahyanto, et al. 2023)
  • Begonia ranoposoensis (Saleh, Bandjolu, & Ardi 2023)
  • Begonia batusangiensis (Ardi & D.C.Thomas 2023)
  • Begonia labengkiensis (Ardi & D.C.Thomas 2023)
  • Begonia kabaenensis (D.C.Thomas & Ardi 2023)
  • Begonia stilpnophylla (D.C.Thomas & Ardi 2023)
  • Freycinetia wiharjae (Keim, Witono & Sujarwo 2023)
  • Bulbophyllum whitteniorum (Saputra, Schuitemann, Metusala, & Heatubun 2023)
  • Pectinaria nusalautensis (Pamungkas & Hutchings 2023)
  • Arthrostoma supriatnai (Dewi, Purwaningsih & Hasegawa 2023)
  • Tmethypocoelis simplex (Murniati, Asakura & Davie 2023)
  • Tmethypocoelis celebensis (Murniati, Asakura & Davie 2023)
  • Natunamon indonesicum (Ng, Wowor, Yeo 2023)
  • Isolapotamon remotum (Ng, Wowor, Yeo 2023)
  • Geosesarma Hashimi (Ng, Wowor, Yeo 2023)
  • Geosesarma anambas (Ng, Wowor, Yeo 2023)
  • Caridina clandestine (Klotz, von Rintelen, Annawaty, Wowor & K. von Rintelen 2023)
  • Gonocephalus inauris (Harvey, Sarker, Sidik, Kurniawan, & Smith 2023)
  • Cyrtodactylus gonjong (Nugraha, Ahda, Tjong, Kurniawan, Riyanto, Fauzi & Lin 2023)
  • Hypsiscopus indonesiensis (Hamidy, Zakky, Fitriyana, Endarwin 2023)
  • Oreophryne riyantoi (Putri, Trilaksono, Kurniati, Engilis & Hamidy 2023)
  • Litoria azuroscelis (Günther, Richards, Hamidy, Trilaksono, Sulaeman & Oliver 2023)
  • Limnonectes phyllofolia (Frederick, Iskandar, Riyanto, Hamidy, et al. 2023)
  • Hylophorbus monophonus (Ferreira, Kraus, Richards, Oliver, Günther, Trilaksono, Arida, Hamidy, Riyanto, et al. 2023)

Baca juga: Virus Zombi Purba Ditemukan di Arktik, Peneliti: Bisa Picu Pandemi Baru

  • Hylophorbus lengguru (Ferreira, Kraus, Richards, Oliver, Günther, Trilaksono, Arida, Hamidy, Riyanto, et al. 2023)
  • Hylophorbus maculatus (Ferreira, Kraus, Richards, Oliver, Günther, Trilaksono, Arida, Hamidy, Riyanto, et al. 2023)
  • Oryzias loxolepis (Kobayashi, Mokodongan, et al. 2023)
  • Phenacostethus sikat (Parenti, Lumbantobing, & Haryono 2023)
  • Palaina motiensis (Heryanto, Mujiono, Laitupa, & Nurinsiyah 2023)
  • Sulawesidrobia wilsoni (Haase, Rintelen, Harting, Marwoto & Glaubrecht 2023)
  • Sulawesidrobia carsonae (Haase, Rintelen, Harting, Marwoto & Glaubrecht 2023)
  • Sulawesidrobia ehrlichi (Haase, Rintelen, Harting, Marwoto & Glaubrecht 2023)
  • Sulawesidrobia crutzeni (Haase, Rintelen, Harting, Marwoto & Glaubrecht 2023)
  • Sulawesidrobia dinersteini (Haase, Rintelen, Harting, Marwoto & Glaubrecht 2023)
  • Agrioglypta hastantiae (Sutrisno 2023)
  • Agrioglypta ubaidillahi (Sutrisno 2023)
  • Agrioglypta halimunensis (Sutrisno 2023)
  • Colocasiomyia pinangae (Zhang, Gao, Takano, Yafuso, Suwito, Meleng, Toda 2023)
  • Colocasiomyia besaris (Zhang, Gao, Takano, Yafuso, Suwito, Meleng, Toda 2023)
  • Colocasiomyia luciphila (Zhang, Gao, Takano, Yafuso, Suwito, Meleng, Toda 2023)
  • Colocasiomyia oligochaeta (Zhang, Gao, Takano, Yafuso, Suwito, Meleng, Toda 2023)
  • Colocasiomyia grimaldii (Zhang, Gao, Takano, Yafuso, Suwito, Meleng, Toda 2023)
  • Rattus feileri (Fabre, Miguez, Holden, Fitriana, Semiadi, Musser, Helgen 2023)
  • Rattus taliabuensis (Fabre, Miguez, Holden, Fitriana, Semiadi, Musser, Helgen 2023)
  • Rattus halmaheraensis (Fabre, Miguez, Holden, Fitriana, Semiadi, Musser, Helgen 2023)
  • Rattus obiensis (Fabre, Miguez, Holden, Fitriana, Semiadi, Musser, Helgen 2023).

Subspesies baru

  • Gonocephalus doriae brevis (Harvey, Sarker, Sidik, Kurniawan, & Smith 2023)
  • Taraka hamada hamakoae (Suefuji, Saito, & Peggie 2023).

Baca juga: Pengertian Tumbuhan Endemik dan Contohnya di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com