Peneliti BRIN berhasil menemukan 1 marga, 38 spesies, dan dua subspesies fauna, 7 spesies flora dan 1 spesies mikroorganisme sepanjang 2023.(Dok. BRIN)
KOMPAS.com - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menemukan 49 taksa atau klasifikasi untuk mengidentifikasi keragaman hayati baru di Indonesia sepanjang 2023.
Temuan baru ini terdiri atas 38 spesies fauna, 7 spesies flora, 1 marga dan 2 subspesies fauna, serta 1 spesies mikroorganisme baru.
Temuan taksa baru yang menambah keanekaragaman hayati Indonesia itu paling banyak, atau sebesar 37 persen berasal dari Sulawesi.
BRIN menyatakan sekitar 96 persen spesies baru adalah spesimen yang asli atau endemik Indonesia.
Sedangkan dua spesies baru, yaitu mikroorganisme Spirosoma foliorum berasal dari Korea Selatan dan lalat Colocasiomyia luciphila berasal dari Malaysia.
Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN Iman Hidayat menyampaikan, identifikasi taksa baru ini bagian dari upaya pengungkapan dan pemanfaatan biodiversitas.
“Ini berupa penemuan spesies baru, data genom, potensi pemanfaatan, kajian ancaman, dampak perubahan iklim global terhadap status biodiversitas nusantara dan ekosistem,” kata Iman dikutip dari laman resmi BRIN, Jumat (2/2/2024).
Selain identifikasi dan pemanfaatan biodiversitas, Iman juga menyebutkan penemuan taksa baru ini juga dimanfaatkan sebagai acuan rehabilitasi dan peningkatan populasi spesies terancam punah, eksplorasi dan konservasi ex situ, serta ekologi dan restorasi spesies.
BRIN mengungkapkan, taksa flora dan fauna baru paling banyak ditemukan di Sulawesi, yakni sebesar 37 persen.
Sementara penemuan lainnya tersebar di seluruh Indonesia, seperti Jawa, Kalimantan, Papua, Maluku, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Natuna.
Salah satu spesies fauna yang ditemukan di Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Tengah, yaitu udang endemik Caridina clandestine.
Tak hanya itu, BRIN juga menemukan 5 spesies flora baru dari marga begonia di Pulau Sulawesi.
41 taksa fauna baru yang berhasil ditemukan, teridentifikasi 1 marga dan 6 spesies kepiting, 1 spesies udang, 2 spesies cacing, 9 spesies herpetofauna, 2 spesies ikan, 6 spesies keong, 3 spesies ngengat, 5 spesies lalat, 4 spesies hewan pengerat, 1 subspesies kupu-kupu, serta 1 subspesies herpetofauna.
Sedangkan 7 taksa flora baru, terdapat 5 spesies baru begonia, 1 spesies pandan, dan 1 spesies anggrek. Sementara 1 spesies mikroorganisme yang ditemukan adalah bakteri.
Penemuan yang dilakukan oleh BRIN tersebut merupakan bentuk kolaborasi atau kerja sama dengan berbagai lembaga dan peneliti dari negara lain. Hasil penemuan itu kemudian dipublikasikan pada sejumlah jurnal ilmiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Warganet Mengeluh Bayar Parkir di Stasiun Balapan Solo Wajib Pakai E-money, Ini Kata KAIhttps://www.kompas.com/tren/read/2024/02/02/193000765/warganet-mengeluh-bayar-parkir-di-stasiun-balapan-solo-wajib-pakai-e-moneyhttps://asset.kompas.com/crops/066bj8HN5I17D1CGRQ5XlteqUmU=/0x0:1920x960/195x98/data/photo/2024/02/02/65bca5e5ba508.jpg