KOMPAS.com - Lukisan terkenal Mona Lisa dilempar sup merah oleh dua aktivis lingkungan di Museum Louvre, Paris, Perancis.
Beruntung, lukisan fenomenal karya Leonardo da Vinci tersebut tidak mengalami kerusakan karena sudah dilapisi pelindung kaca, dikutip dari BBC.
Dalam sebuah rekaman video, aksi tersebut dilakukan oleh dua aktivis lingkungan perempuan yang mengenakan kaus bertuliskan "serangan balik makanan."
Setelah menyiramkan sup ke lukisan Mona Lisa, keduanya berdiri di depan lukisan itu sambil melontarkan sebuah pernyataan.
"Apa yang lebih penting? Seni atau hak atas pangan sehat dan berkelanjutan? Sistem pertanian sedang sakit. Para petani kami sekarat di tempat kerja," ujarnya.
Ini merupakan bentuk proses terhadap hak dasar dan kesejahteraan pangan yang ingin dimasukkan ke dalam sistem jaminan sosial secara umum.
Namun, serangan dan aksi vandalisme terhadap lukisan Mona Lisa ternyata tidak terjadi sekali saja. Berikut daftarnya:
Baca juga: Mengapa Lukisan Mona Lisa Bisa Sangat Terkenal? Berikut 5 Alasannya
Serangan terhadap Mona Lisa pertama kali terjadi pada 1956, ketika sedang dipamerkan di Montauban, Perancis untuk keperluan pameran, dilansir dari Harper Bazaar.
Seseorang dilaporkan melemparkan asam ke lukisan tersebut dan mengenai bagian bawahnya.
Meski demikian, tidak ada kerusakan lukisan yang dilaporkan.
Masih pada tahun yang sama, serangan terhadap lukisan Mona Lisa terjadi pada 30 Desember 1956, ketika seorang pria tunawisma asal Bolivia bernama Ugo Unzaga Villegas melemparkan batu ke arah lukisan tersebut.
Lemparan yang dilakukan Villegas ini membuat sedikit cat terkelupas di sikunya. Pelaku melakukan aksi ini karena ia ingin masuk penjara, agar bisa tidur di tempat yang hangat.
Akibat kedua insiden tersebut, lukisan Mona Lisa diberi pelindung kaca agar tidak terjadi kerusakan.
Baca juga: Misteri Jembatan di Lukisan Mona Lisa, Berada di Mana?
Serangan ketiga terjadi saat lukisan karya Da Vinci tersebut dipamerkan di Museum Nasional Tokyo, Jepang pada April 1974.
Lukisan tersebut diserang oleh seorang wanita Jepang yang menggunakan kursi roda.