Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaktor Fusi Nuklir Terbesar di Dunia Resmi Beroperasi di Jepang, Disebut "Matahari Buatan"

Kompas.com - 09/12/2023, 13:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Reaktor fusi nuklir eksperimental terbesar di dunia yang diberi nama JT-60SA resmi beroperasi di Naka, Jepang, pada Jumat (1/12/2023).

Dikutip dari The Guardian, Jumat (1/12/2023), fusi merupakan teknik yang digunakan di pembangkit listrik tenaga nuklir. Prosesnya termasuk menggabungkan dua inti atom alih-alih membelah satu.

Teknologi itu sering kali disebut sebagai matahari buatan dan diharapkan dapat menjadi jawaban atas kebutuhan energi masa depan bagi umat manusia.

Baca juga: Situs Nuklir Sellafield di Inggris Diduga Bocor, Potensi Bahaya Lampaui Chernobyl


Proyek gabungan Uni Eropa dan Jepang

Reaktor fusi nuklir eksperimental adalah teknologi baru dan JT-60SA adalah proyek gabungan yang dilakukan oleh Uni Eropa dan Jepang.

Reaktor JT-60SA terdiri dari mesin setinggi enam lantai yang disimpan di hanggar di Naka, utara Tokyo. Ini terdiri dari wadah "tokamak" berbentuk seperti donat yang diatur untuk menampung plasma berputar yang dipanaskan hingga 200 juta derajat celsius.

Tujuan dari reaktor JT-60SA adalah menyelidiki kelayakan fusi sebagai sumber energi bersih yang aman, berskala besar, dan bebas karbon dengan lebih banyak energi yang dihasilkan daripada yang digunakan untuk memproduksinya.

Siaran pers oleh Komisi Eropa untuk Energi menyebutkan, UE dan Jepang menggarisbawahi dukungan mereka untuk operasi dan peningkatan teknis JT-60SA untuk terus menghasilkan hasil penelitian yang inovatif, dilansir dari Wionews, Selasa (5/12/2023).

Baca juga: 9 Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak di Dunia

Mirip dengan ITER

JT-60SA adalah cikal bakal dari reaktor di Perancis, International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) yang sedang dibangun.

Tujuan akhir dari kedua proyek ini adalah untuk menggabungkan inti hidrogen di dalam agar menyatu menjadi satu unsur yang lebih berat, helium, melepaskan energi dalam bentuk cahaya dan panas, dan meniru proses yang terjadi di dalam matahari.

Wakil pemimpin proyek JT-60SA, Sam Davis, mengatakan bahwa perangkat itu akan membawa umat manusia lebih dekat ke energi fusi.

"Ini adalah hasil kolaborasi antara lebih dari 500 ilmuwan dan insinyur dan lebih dari 70 perusahaan di seluruh Eropa dan Jepang," kata Davis.

Sementara itu, komisaris energi Uni Eropa Kadri Simson mengatakan, JT-60SA adalah "tokamak paling canggih di dunia".

"Fusi memiliki potensi untuk menjadi komponen kunci untuk campuran energi di paruh kedua abad ini," ungkap Simson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com