Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Artis idola dan agensi adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Keduanya membutuhkan satu sama lain agar bisa terjun ke industri hiburan Korea Selatan. Itulah mengapa, dukungan agensi bisa membuat idola-idola Korea bisa bertahan lama.
Realitasnya, tak semua agensi bisa bersikap baik terhadap artis-artis di bawah naungannya. Ada pula agensi yang memanfaatkan mereka hanya untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya hingga sang artis dianggap sebagai ‘sapi perah’.
Itulah mengapa, ada begitu banyak konflik antara artis idola dan agensinya. Salah satunya yang masih ramai dibicarakan adalah FIFTY FIFTY dengan agensinya, ATTRAKT. Kasus ini dibicarakan dalam Kamjagiya Korea! episode “Lagu “Cupid” FIFTY FIFTY Kok Cepet Hype?!” dengan tautan s.id/KamKorFIFTY.
Melansir Allkpop, kasus ini bermula oleh kerja sama yang tak mulus antara ATTRAKT (manajemen dan The Givers (produksi musik). Seharusnya, seluruh hak atas investasi FIFTY FIFTY adalah milik ATTRAKT.
Kenyataannya, ada banyak pasal kerja sama yang menguntungkan The Givers atas penghasilan FIFTY FIFTY setelah kesuksesan Cupid. Ditambah, royalti dari lagu Cupid bermasalah karena CEO Ah Sung Il dan The Givers mendapat 95,5 persen royalti.
Bahkan, mereka mengambil alih hak cipta Cupid. Sementara itu, para anggota tak mendapat bayaran yang transparan.
Baca juga: Jalan Panjang Menjadi K-Pop Idol
Selain FIFTY FIFTY dengan agensinya, ada pula artis idola lainnya yang pernah berkonflik dengan agensinya.
Pada akhir 2022 lalu, penggemar K-Pop dikejutkan dengan unggahan video yang menunjukkan anggota OMEGA X dimarahi oleh CEO mereka saat mengadakan konser di Amerika.
Dalam video itu terdengar suara perempuan yang diduga CEO Spire Entertainment sedang berteriak hingga membuat salah satu anggota hampir pingsan. Setelah itu, agensi tersebut mengumumkan bahwa CEO Kang telah mengundurkan diri.
Akan tetapi, melansir Allkpop, ternyata pada anggota telah mengalami kekerasan yang cukup lama. Salah satu anggota, Kim Jae Han mengatakan Kang pernah menghubunginya dan memaksa dia untuk minum-minum. Selain itu, Jaehan juga mengatakan Kang melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya.
CEO tersebut juga mengancam mereka agar bisa menjadi boyband yang sukses, bagaimanapun caranya. Dan, kalau gagal, CEO Kang mengaku akan bunuh diri.
Akibatnya, para anggota mengalami gangguan mental, seperti gangguan kecemasan. Salah satunya adalah Han Gyeom yang akhirnya merasa cemas ketika mendapat telepon dari orang mabuk, mendengar suara getaran, alarm, hingga bass. Selain itu, ia juga mengalami kesulitan bernapas ketika berbicara empat mata dengan CEO Kang.
Akhirnya, mereka pun berhasil menuntut agensi tersebut atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Kemudian, pada 11 Januari, melalui akun Instagram resmi OMEGA X, mereka berhasil memutus kontrak secara sah.
Kasus yang terjadi ini diawali oleh Lee Seung Gi yang meminta transparansi pembayaran honor selama menjadi artis di bawah Hook Entertainment. Mengutip Soompi, Dispatch mengungkapkan Lee Seung Gi diduga tidak menerima royalti selama 18 tahun berkarya.