Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kekuatan Fandom K-Pop yang Tak Boleh Diremehkan

Kompas.com - 10/07/2023, 12:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Dalam industri K-Pop, penggemar merupakan salah satu elemen penting agar grup idola tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Para penggemar ini biasanya memiliki julukan hingga atributnya masing-masing.

Kumpulan dari penggemar suatu grup idola ini biasanya dikenal sebagai fandom. Setiap grup memiliki sebutannya sendiri untuk penggemar mereka, contohnya boy group asal YG Entertainment, TREASURE, dengan fandom Treasure Makers (Teume).

Dalam Kamjagiya Korea! episode “Jelang Comeback Album ke-2 Bertajuk “REBOOT”, TREASURE Trending” dengan tautan dik.si/KamKorTREASURE, disebutkan berkat antusiasme dan kerja keras Teume menyambut comeback TREASURE, tagar boy group ini pun sampai trending.

Teume membuktikan bahwa fandom-fandom K-Pop memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mempromosikan grup idolanya. Hal inilah yang menyebabkan grup-grup K-Pop sangat identik dengan fandom.

Sejarah Lahirnya Fandom K-Pop

Melansir The Kraze Mag, kemunculan fandom dimulai dengan salah satu penyanyi paling berpengaruh di Korea pada 80-an, yaitu Cho Yong Pil. Ia memiliki sekelompok penggemar perempuan yang dijuluki Oppa Bu-dae (laki-laki yang lebih tua untuk perempuan yang lebih muda) setelah merilis album pertamanya “Woman Outside The Window”.

Kemunculan fandom berkembang karena penggunaan televisi yang semakin masif. Aktivitas mereka dalam mendukung idolanya semakin dikenal masyarakat Korea.

Baca juga: 4 Fakta Menarik Drakor Revenant

Namun, pada masa awal kemunculannya, dukungan mereka lebih agresif dibandingkan fandom masa kini. Para penggemar sering kali impulsif dan mengganggu para idola. Mendobrak panggung, memecahkan jendela kaca bangunan, hingga mengikuti aktivitas mereka adalah kejadian biasa.

Di sisi lain, penggemar pada masa ini sangat loyal. Ketika Cho Yong Pil mengadakan konser peringatan 35 tahunnya, lebih dari 50.000 penggemar mengenakan jas hujan ponco tetap setia hadir selama dua jam di tengah hujan lebat.

Tanpa Fandom, Grup Idola Tak Ada Artinya

Pada masa kini, fandom tak memiliki perubahan yang signifikan. Akan tetapi, teknologi berperan dalam mengubah perilaku mereka dan grup idola. Interaksi antara penggemar dan idola semakin mudah karena hadirnya media sosial.

Seiring bertambahnya tahun, banyak grup idola baru bermunculan dari berbagai agensi. Untuk menjaga dan mempererat hubungan penggemar dan idola, media sosial digunakan sebagai ajang interaksi. Bahkan, tak jarang grup idola bisa saja memberikan fan service berupa balasan tak terduga.

Hal ini dilakukan agar mereka tak kehilangan penggemar. Pasalnya, persaingan di industri K-Pop semakin ketat dan sulit. Grup-grup idola membutuhkan bantuan penggemar yang loyal dan royal agar semakin dikenal dan lagu-lagu mereka mampu memasuki nominasi tangga lagu Korea.

Pasalnya, fandom-fandom grup idola Korea terkenal dengan kekuatan streaming dan pembelian album idolanya. Mayoritas dari mereka percaya hal ini bisa menaikkan popularitas grup idolanya.

Data dari Next Big Sound, menunjukkan fandom K-Pop memiliki aktivitas yang terstruktur dan disiplin. Misalnya, saat musim comeback, penggemar BTS, ARMY, membuat beberapa tim, seperti BTS Views untuk melacak penayangan di YouTube dan BTS Voting Team untuk mendorong voting dengan penambahan tagar tertentu.

Dalam melakukan tugasnya, ARMY membagi tugas dengan penggemar dari berbagai belahan dunia. Saat ARMY Asia memasuki malam hari, ARMY di Eropa yang akan bergantian untuk streaming atau voting.

Baca juga: Drakor D.P. Season 2 Segera Rilis, Berikut 2 Pemeran Barunya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com