Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S/PKI Ditemukan di Lubang Buaya

Kompas.com - 03/10/2023, 07:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 58 tahun yang lalu atau tepatnya pada 3 Oktober 1965, sebanyak enam jenderal dan satu perwira TNI AD yang menjadi korban saat peristiwa G30S/PKI ditemukan.

Mereka diculik dan dibunuh pada 30 September 1965 lantaran menjadi korban adanya isu Dewan Jenderal yang ingin melakukan kudeta kepada Presiden Soekarno.

Setelah dibunuh, ketujuh orang yang kemudian disebut sebagai Pahlawan Revolusi itu dibuang di sebuah sumur di wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Baca juga: Profil Presiden Pertama RI: Soekarno

Ketujuh Pahlawan Revolusi itu yakni:

  1. Jenderal Ahmad Yani
  2. Mayjen Raden Soeprapto
  3. Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono
  4. Mayjen Siswondo Parman
  5. Brigjen Donald Isaac Panjaitan
  6. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo
  7. Lettu Pierre Andreas Tendean.

Pierre Tendean ikut diculik dan dibunuh karena menyamar sebagai AH Nasution demi menyelamatkan atasannya itu.

AH Nasution pun berhasil melarikan diri dan selamat dari peristiwa tersebut.

Baca juga: 5 Fakta Film G30S/PKI, dari Film Wajib Era Soeharto hingga Pecahkan Rekor Penonton

Baca juga: Jadi Tempat Pembuangan 7 Pahlawan Revolusi, Ini Asal-usul Nama Lubang Buaya

Pencarian 7 Pahlawan Revolusi

Dikutip dari Kompas.com (28/9/2022), pencarian intensif mulai dilakukan sejak 1 Oktober 1965 subuh kepada tujuh Pahlawan Revolusi itu.

Berdasarkan informasi yang ada, tim Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) mendapat petunjuk bahwa ketujuh orang itu dibawa ke Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Sesampainya di wilayah itu, tim RPKAD melihat sejumlah orang bersenjata lengkap dalam kondisi siap tempur.

Diperkirakan, jumlah orang-orang itu sekitar kekuatan satu batalion. RPKAD pun menduga bahwa mereka merupakan pasukan dari G30S.

Baca juga: Sejarah Film Pengkhianatan G30S/PKI dan Alasannya Dihentikan Tayang di TV

Setelah mengetahui jumlah pasukan musuh yang jauh lebih banyak, RPKAD memutuskan kembali ke pos komandonya.

Sesampainya di pos komando, RPKAD segera mengumpulkan anggota-anggota lain dan memutuskan maju mendekat ke lokasi yang mereka curigai itu.

Beruntungnya, jumlah pasukan RPKAD sama besar dengan jumlah pasukan diduga G30S tersebut.

Bahkan, musuh pun tak berani menandingi pasukan RPKAD dan memilih pergi pada akhirnya.

Begitu mereka pergi, tim RPKAD segera mengusut lokasi untuk menemukan jenazah ketujuh orang yang diculik.

Baca juga: Jadi Film Wajib Era Soeharto, Mengapa Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI Berhenti Ditayangkan?

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com