Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Obat Batuk Pilek Cespleng yang Berbahaya dan Dilarang BPOM

Kompas.com - 30/09/2023, 16:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis enam obat tradisional batuk pilek dengan klaim atasi flu dengan cepat.

Informasi tersebut diunggah oleh BPOM melalui akun Instagram resmi @bpom_ri, Jumat (29/9/2023).

Menurut BPOM, efek cepat atau cespleng dalam obat tradisional batuk dan pilek itu disebabkan adanya kandungan bahan kimia obat (BKO) yang ditambahkan ke dalam produk obat tradisional tersebut.

Obat tradisional mengandung BKO adalah produk obat tradisional yang proses pembuatannya ditambahkan bahan kimia obat dengan tujuan menambah fungsi produk obat tersebut.

Penambahan BKO dalam obat tradisional itu dinilai sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Sebab, penambahan BKO dilakukan tanpa memperkirakan dosis atau aturan pakai dari bahan kimia obat yang ditambahkan.

Adapun bahan kimia obat yang kerap ditambahkan pada obat tradisional batuk pilek antara lain:

  • Efedrin HCL.
  • Pseudoefederin HCL.

Daftar obat tradisional batuk pilek dengan BKO

Masih dilansir dari sumber yang sama, berikut daftar produk obat tradisional batuk pilek yang mengandung BKO:

  1. Chuanpect Pilek.
  2. Delcingfungsan Powder.
  3. Dilias (Ke Cie Slao Chuan Yen).
  4. Gan Mao Tong Kaplet.
  5. Forvidna.
  6. Ji Zhi Tang Jiang.

Humas BPOM dalam keterangan tertulis mengatakan, enam produk obat tradisional itu dilarang beredar di masyarakat.

"Pengawasan terhadap produk ilegal atau obat tradisional mengandung BKO terus dilakukan baik yang dijual secara offline maupun online," ujarnya dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (30/9/2023).

Baca juga: BPOM: Waspada Obat Pelangsing Mengandung BKO, Efek Samping, Ciri-ciri, dan Daftarnya

Dampak konsumsi obat tradisional batuk pilek dengan BKO

Larangan edar obat tradisional batuk pilek dengan BKO di dalamnya bukan tanpa alasan.

Konsumsi obat tradisional itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Seseorang yang mengonsumsi obat tradisional batuk pilek dengan BKO tanpa pengawasan dokter akan mengalami gejala sebagai berikut:

  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Iritasi lambung
  • Reaksi alergi (ruam dan gatal)
  • Pembengkakan pada mulut, bibir, dan wajah.

Gejala-gejala tersebut ditimbulkan karena kandungan BKO berupa efedrin HCL dan pseudoefederin HCL.

Baca juga: Daftar Obat Tradisional Penambah Stamina Pria yang Mengandung BKO Menurut BPOM

Layanan pengaduan BPOM

Menindaklanjuti larangan obat tradisional yang mengandung BKO, BPOM akan terus melakukan pengawasan.

Terkait hal itu, masyarakat juga bisa ikut berkontribusi dengan melapor apabila mengetahui adanya penggunaan, produksi, atau peredaran obat tradiosional BKO.

Masyarakat dapat melapor dengan menghubungi kontak berikut:

  • Contact Center HALOBPOM 1500533.
  • Unit layanan pengaduan konsumen di kantor BPOM seluruh Indonesia.

Baca juga: BPOM Rilis 12 Produk Kosmetik dan Obat Tradisional yang Berbahaya, Ini Daftarnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com