KOMPAS.com - Serangan 9 September 2001 atau 9/11 menjadi peristiwa yang tidak akan terlupakan sepanjang sejarah AS.
Menurut catatan Kompas.id (15/9/2021), hampir 3.000 orang tewas akibat peristiwa mematikan yang didalangi Al Qaeda tersebut.
Ribuan nyawa melayang setelah pembajak yang terafiliasi dengan Al Qaeda mengambil alih empat pesawat untuk melakukan aksi teror.
Dua pesawat menabrak menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, sementara dua pesawat lainnya jatuh di Pentagon dan Pennsylvania.
Meski serangan 9/11 sudah terjadi 22 tahun silam, masih ada sejumlah teori konspirasi yang menyelimuti peristiwa ini.
Terutama mengenai keterlibatan AS di balik 9/11, di mana beberapa pihak menyebut pemerintah Negeri Paman Sam mengetahui hal ini namun membiarkannya terjadi.
Berikut lima teori konspirasi di balik serangan 9/11, dihimpun dari berbagai sumber.
Serangan 9/11 tidak hanya meruntuhkan menara kembar WTC namun juga menghancurkan gedung WTC 7.
WTC 7 adalah gedung pencakar langit 47 lantai yang berada di sekitar menara kembar WTC.
Runtuhnya WTC 7 mengundang tanda tanya karena bangunan ini hancur setelah menara kembar WTC runtuh, tanpa ditabrak pesawat atau menjadi sasaran langsung aksi teror.
Dilansir dari BBC, gedung tersebut berisi kantor Badan Intelijen Pusat (CIA), Departemen Pertahanan, dan Kantor Manajemen Darurat.
Meski begitu, investigasi yang dilakukan National Institute of Standards and Technology menyimpulkan bahwa WTC 7 runtuh karena kebakaran hebat dan tidak terkendali.
Kebakaran berlangsung selama hampir tujuh jam yang dipicu oleh puing-puing dari runtuhnya menara WTC bagian utara yang berada di dekatnya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi 9/11, Serangan 11 September 2001
Para penganut teori konspirasi juga percaya bahwa AS bertanggung jawab atas serangan 9/11.
Beberapa orang mengeklaim bahwa AS melakukan serangan tersebut atau mengetahuinya terlebih dahulu namun membiarkannya tejadi.