Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Hati-hati Pilih Menantu dan Pilih Presiden

Kompas.com - 10/09/2023, 22:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 1956, maha sutradara Nusantara, Usmar Ismail menghias mahakarya film Tiga Dara dengan lagu mahakarya Pahlawan Nasional, Ismail Marzuki berjudul “Pilih Menantu” .

Lagu legendaris itu jenaka didendangkan oleh Ratna bersama Bing Slamet dengan kesaktian modifikasi suara sesuai peran yang diekspresikan dengan lirik sebagai berikut:

Ratna: Oh ibu, ibu sabarlah dulu, janganlah nafsu mencari mantu harus teliti dan hati-hati, kutak ingin menyesal di belakang hari

Bing Slamet: Pilihlah aku kapten udara, helikopterku emas kawinnya. Pilihlah aku mayor lautan, kapal selamku tiada yang lawan.

Ratna: Kapten udara memang jempolan, hebat sekali mayor lautan, sayanglah sayang mereka itu, bukannya pilihan idaman hatiku bu.

Bing Slamet: Pilihlah aku saudagar muda, kota Jakarta ana yang punya. Pilihlah aku raja wartawan, ke Hollywood kita pergi lain bulan dik.

Ratna: Saudagar muda aku emoh bu, walaupun dunia dia yang punya, aku tak ingin pada wartawan, takut rahasia dapur masuk di koran.

Bing Slamet: Pilihlah aku kandidat duta, bulan madumu kutub utara. Pilihlah aku arsitek kaya, rumah gedung besar wang kuncinya.

Ratna: Kandidat duta kutub utara, takutlah beku asmara beta. Arsitek kaya I don't like mama, silau mataku die banyaklah lagaknye.

Bing Slamet: Habis yang mana pilihanmu dik, yang ini ogah yang itupun ogah.

Ratna: Pilihanku bu manusia biasa walaupun mas kawinnya hanya becak

Melodi dan lirik lagu “Pilih Menantu” yang visioner digubah oleh Ismail Marzuki pada tahun 50-an abad XX ternyata masih relevan sampai dengan tahun 20-an awal abad XXI.

Inti makna sukma teks lagu “Pilih Menantu” terkait langsung dengan kemelut pemilihan presiden 2024.

Pada hakikatnya teks “Pilih Menantu” merupakan nasehat bagi rakyat Indonesia agar jangan menyesal di belakang hari, sebaiknya bersikap hati-hati demi cermat dan seksama dalam memilih presiden.

Lagu “Pilih Menantu” mengajak rakyat Indonesia untuk tidak terbius perangkap gemerlap janji-janji manis yang diobral para politisi pada masa kampanye agar tetap sadar memilih seorang manusia biasa yang bukan mengutamakan kepentingan parpol dan diri sendiri, namun benar-benar tulus lebih mengutamakan kepentingan negara, bangsa, dan rakyat Indonesia. MERDEKA!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com