Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Makam Berusia 3.000 Tahun di Peru yang Diduga Milik Seorang Dukun

Kompas.com - 03/09/2023, 16:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para arkeolog di Peru utara telah menemukan sebuah makam kuno berusia 3.000 tahun yang diyakini milik seorang pemimpin agama elite di negara tersebut.

Pemakaman tersebut ditemukan di kompleks arkeologi Pacopampa, tepatnya di Provinsi Chota di Cajamarca, Peru yang juga berisi beberapa kuburan kuno yang telah digali oleh para arkeolog dari Peru dan Jepang sejak 2005, menurut CNN, Senin (28/8/2023).

Kementerian Kebudayaan Peru mengungkapkan bahwa makam tersebut milik seorang pemuka agama atau pendeta.

Ia dimakamkan di bawah enam lapisan abu bercampur tanah hitam, dengan mangkuk keramik berhias dan segel yang menunjukkan ritual kuno yang digunakan untuk orang-orang elite.

Dua segel juga ditemukan di sepanjang tepi atas makam, satu dengan wajah antropomorfik menghadap ke timur dan satu lagi dengan desain jaguar menghadap ke barat.

Wajah pendeta itu ditutupi dengan sinabar merah, bahan alami yang sulit diperoleh karena harus diangkut dari pegunungan.

“Sinabar diyakini berasal dari dataran tinggi Andes tengah, dan kami percaya bahwa hanya kaum elite yang dapat memperoleh atau menggunakannya melalui perdagangan jarak jauh,” kata seorang arkeolog di Museum Etnologi Nasional Jepang dan salah satu direktur arkeologi, Yuji Seki.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Berusia 3.000 Tahun yang Belum Tersentuh di Siberia

Mungkin bukan pendeta, tapi seorang dukun

Tim arkeolog menyebut individu tersebut sebagai “pendeta” dalam pernyataannya, namun beberapa peneliti meragukannya.

"Orang tersebut mungkin lebih merupakan sosok mirip dukun yang memanipulasi kekuatan jaguar, ular, dan burung pemangsa," menurut Seki.

Orang-orang mungkin berpaling kepada dukun untuk mendapatkan jawaban atau bantuan penyembuhan.

Kemudian, dukun mungkin menggunakan koneksi kepercayaannya dengan dunia spiritual untuk membantu mereka.

“Dengan kata lain, dia pasti memiliki kemampuan untuk menjadi perantara antara dunia spiritual dan dunia duniawi,” kata Seki.

"Segel yang ditemukan di makamnya mungkin merupakan simbol otoritas," tambahnya.

Baca juga: Kerangka Panda Raksasa Utuh Ditemukan di Makam Kaisar China yang Berusia 2.000 Tahun


Ukuran makam cukup besar

Dilansir dari Live Science, Sabtu (2/9/2023), Yuji Seki mengatakan bahwa ukuran makam tersebut cukup besar, dengan diameter hampir dua meter dan kedalaman satu meter.

Selain itu, posisi jenazah juga tergolong aneh karena berbaring telungkup dengan tubuhnya yang menjulur dan kaki bersilang.

Dikutip dari CNN,  mayat di dalam makam juga ditemukan dengan tulang yang dibentuk menjadi tupu, sebuah peniti besar yang digunakan oleh penduduk Andean Amerindian untuk memakai jubah dan ponco, yang biasanya juga digunakan dalam selimut wanita.

“Meski orang ini laki-laki, pergaulannya sangat aneh,” kata Seki.

“Saya pikir ini adalah pemimpin pada masanya,” sambungnya.

Kementerian Kebudayaan Peru mengatakan, berdasarkan lapisan batuan menunjukkan bahwa pendeta tersebut diperkirakan dimakamkan sekitar 1.200 SM atau berusia sekitar lima abad lebih tua dari makam “Nyonya Pacopampa” dan “Priests of the Serpent Jaguar of Pacopampa,” yang ditemukan masing-masing pada 2009 dan 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com