Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tuai Protes Usai Caplok Wilayah India dan Malaysia dalam Peta Baru

Kompas.com - 31/08/2023, 12:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China mendapat kecaman dari India dan Malaysia usai Negeri Tirai Bambu memasukkan wilayah dua negara ini dalam peta barunya.

Hal tersebut diketahui dari peta terbaru yang dirilis Beijing pada Senin (28/8/2023).

Negara Bagian Arunachal Pradesh dan dataran tinggi Aksai Chin yang berada di India diklaim China sebagai wilayah kedaulatannya.

Tak hanya itu, China turut mengeklaim sebagian wilayah di Sembilan Garis Putus-putus di Laut China Selatan (LCS) yang juga diakui oleh Malaysia.

Baca juga: Ramai Fenomena Live di China, Rela Dicibir dan Kedinginan demi Uang

India ajukan protes

Dilansir dari Kompas.id, Kamis (31/8/2023), India segera melayangkan protes ke China atas peta baru yang mereka rilis pada Rabu (30/8/2023).

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar menyebut peta yang diterbitkan China merupakan peta absurd.

Ia juga menyampaikan, China sudah mengeklaim wilayah India sejak 1950.

"Hanya karena China menerbitkan peta absurd yang mengaku-aku wilayah tersebut, tidak lantas menjadikan daerah itu bagian dari China," ujar Subrahmanyam.

Adapun wilayah Arunachal Pradesh yang dimasukkan China ke peta barunya disebut Beijing sebagai Zangnan atau Tibet Selatan.

Sedangkan Aksal Chin yang juga disertakan China dalam peta menjadi salah satu lokasi konflik antara Negeri Tirai Bambu dan India.

Di suatu daerah di Aksal Chin bernama Ladakh, selama tiga tahun terakhir terjadi beberapa insiden antara tentara China dan India, salah satunya bentrok.

Baca juga: Media Asing Sebut Indonesia Beli Jet Tempur F-15EX untuk Melawan China

India tolak klaim China

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi menuturkan, pihaknya menolak klaim China atas wilayah baru pada petanya.

Protes New Delhi atas peta ini muncul beberapa hari setelah Perdana Menteri India, Narendra Modi, berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping, di sela-sela KTT BRICS di Johannesburg.

Pembicaraan keduanya menyoroti kekhawatiran tentang perbatasan Himalaya yang disengketakan.

Beijing menyebut pertemuan ini sebagai sebuah "pertukaran pandangan yang jujur dan mendalam".

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com