Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Ini Ciri-ciri Daging Terkontaminasi Antraks

Kompas.com - 09/07/2023, 16:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus antraks belakangan kembali muncul di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sejauh ini, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya dinyatakan positif antraks.

Antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri zoonosis bernama Bacillus anthracis dan bisa menular dari hewan ke manusia.

Kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang mati.

Baca juga: Kronologi Puluhan Warga di Gunungkidul Terkena Antraks

Lantas, bagaimana ciri daging yang terkontaminasi antraks?

Daging berwarna gelap

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Nanung Danar Dono mengatakan, daging terkontaminasi antraks biasanya berwarna agak kehitaman.

"Karena bakteri tadi berada di pembuluh darah, jadi sedikit merusak pembuluh darah di situ, sehingga menyebabkan daging gelap," kata Nanung kepada Kompas.com, Minggu (9/7/2023).

Selain itu, antraks pada sapi juga bisa dilihat dari limpa yang berwarna gelap dan rapuh.

Baca juga: Sempat Mewabah di Gunungkidul, Ini Bahaya Antraks bagi Manusia dan Hewan Ternak

Baca juga: Muncul Lagi di Gunungkidul, Apa Itu Antraks?

Warna gelap dan rapuh ini menjadi ciri khas dari daging hewan yang terinfeksi antraks.

"Kalau hewan mati karena antraks itu penampilan limpanya seperti terbakar, jadi gelap, rapuh dan seperti terbakar," jelas dia.

"Itulah kenapa kalau ibadah kurban, dokter hewan ngecek itu dua organ, hati sama limpa. Hati untuk mengecek apakah ada cacing hatinya, limpa apakah ada antraksnya," sambungnya.

Baca juga: Apakah Penyakit Antraks Bisa Menular Antarmanusia?

Bahaya spora antraks

Dalam aturannya, Nanung menegaskan bahwa hewan sakit dilarang untuk disembelih.

Khusus untuk hewan terinfeksi antraks, bahkan bisa menular ke manusia. Ini berbeda dari penyakit sapi lainnya, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK).

Meski bakteri antraks bisa mati ketika dimasak pada suhu 56 derajat, Nanung menyebutkan spora antraks masih bisa bertahan.

"Karena spora itu tahan panas dan disinfektan. Ketika hewan disembelih, darah keluar dan bakteri yang ada di darah tadi bertemu udara, maka akan membentuk spora," ujarnya.

"Spora itu yang bisa ke mana-mana, bisa ikut aliran sungai, mengendap di tanah," sambungnya.

Bahkan dalam sebuah studi di Afrika Selatan, spora bakteri antraks bisa bertahan hingga 250 tahun.

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Ini Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Tren
Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com