Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan Penderita Serangan Jantung, Ini Daftarnya

Kompas.com - 07/05/2023, 17:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan jantung merupakan penyakit mematikan yang terjadi saat aliran darah yang mengandung oksigen terhambat sehingga tidak bisa menuju jantung.

Kondisi ini terjadi saat pembuluh darah utama yang memasok darah ke jantung tersumbat oleh endapan kolesterol. Akibatnya, penderita akan mengalami sejumlah gejala, seperti nyeri dada, sakit di tubuh bagian atas, pusing, berkeringat, sesak napas, mual, hingga kecemasan.

Untuk menjaga kesehatan sekaligus mengurangi risiko penyakit jantung, Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan penderita untuk makan ikan setidaknya dua porsi dalam seminggu.

Ikan kaya asam lemak omega-3 yang dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan mengurangi risiko kematian.

Namun, ada pula jenis ikan yang hendaknya dihindari penderita jantung.

Baca juga: Jenis Ikan yang Aman Dikonsumsi Penderita Stroke, Apa Saja?


Manfaat omega-3

Menurut Mayo Clinic, omega-3 adalah jenis asam lemak tak jenuh yang dapat mengurangi peradangan di seluruh tubuh. Peradangan dalam tubuh merusak pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Berikut manfaat omega-3 bagi kesehatan jantung:

  • Menurunkan trigliserida atau lemak dalam darah
  • Menurunkan tekanan darah
  • Mengurangi pembekuan darah
  • Menurunkan risiko stroke dan gagal jantung
  • Mengurangi detak jantung yang tidak teratur.

Omega-3 terkandung dalam makanan laut, seperti ikan.

Baca juga: Penting Bagi Ibu Hamil, Ini Dosis Tepat Konsumsi Omega-3

Jenis ikan untuk penderita serangan jantung

Ilustrasi manfaat ikan salmonUnsplash / hxyume Ilustrasi manfaat ikan salmon
Ikan berlemak mengandung asam lemak omega-3 yang paling banyak dan sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung.

Ikan ini antara lain:

  • Salmon
  • Sarden
  • Makarel Atlantik
  • Kod
  • Haring
  • Ikan trout danau
  • Tuna kalengan

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) merekomendasikan, orang dewasa harus makan setidaknya 8 ons atau dua porsi ikan kaya omega-3 dalam seminggu. Selain itu, bisa makan setidaknya dua porsi ikan berlemak seberat 3 ons setiap minggu.

Berikut batasan yang perlu diperhatikan:

  • Maksimal 12 ons (340 gram) ikan dan makanan laut lain dalam seminggu
  • Maksimal 4 ons (113 gram) tuna dalam seminggu

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, masaklah dengan cara dipanggang, dibakar, dan dioven daripada digoreng.

Baca juga: 4 Jenis Ikan Ini Disebut Kaya Akan Kolesterol Jahat, Benarkah?

Jenis ikan yang sebaiknya tidak dipilih

Ilustrasi ikan panggang teflon.pexels/RODNAE Productions Ilustrasi ikan panggang teflon.
Beberapa jenis ikan mungkin mengandung merkuri dan bahan kimia berbahaya lainnya. Karena itu, sebaiknya penderita menghindari jenis ikan yang memiliki kadar merkuri tinggi.

Ikan yang sebaiknya tidak dikonsumsi penderita jantung, yaitu:

  • Hiu
  • Tilefish
  • Ikan todak
  • Makarel raja
  • Ikan marlin
  • Ikan orange roughy
  • Tuna mata besar

Everyday Health membagikan tips memilih ikan yang baik. Pertama, sebaiknya pilih ikan berusia muda daripada ikan tua. Selain itu, ikan vegetarian pemakan tanaman juga lebih baik daripada ikan karnivora.

Ini karena kadar merkuri terakumulasi seiring ikan bertambah usia. Kadar merkuri juga lebih besar dimiliki ikan yang mengonsumsi ikan lain daripada tumbuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com