Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intrusive Thought: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 31/01/2023, 14:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan warganet yang menceritakan munculnya keinginan untuk membunuh orang terdekat, ramai dibahas di media sosial.

Dalam unggahan ini, warganet tersebut menceritakan ia tiba-tiba memiliki pikiran untuk menusuk seseorang saat memegang pisau. Ia lalu menjadi khawatir jika mengidap gangguan kejiwaan.

Unggahan yang dibagikan pada Minggu (29/1/2023) itu kini sudah tayang sebanyak 25.400 kali dan disukai 157 kali.

Pada kolom komentar, banyak warganet lain yang menyebutkan bahwa pengunggah mungkin mengalami intrusive thoughts. Ada juga yang menyarankan agar pergi ke psikolog.

Benarkah kondisi tersebut adalah gejala intrusive thoughts, apa itu?

Baca juga: Mengenal PCOS, Gangguan Hormon pada Wanita yang Bisa Dipicu Asupan Manis


Apa itu Intrusive thoughts?

Terkait unggahan tersebut, psikolog klinis Titut Esti Koeswardani membenarkan jika munculnya keinginan tiba-tiba untuk membunuh termasuk gejala intrusive thoughts.

Namun, menurutnya, intrusive thoughts belum dapat dikategorikan sebagai gangguan kejiwaan pada manusia.

"Tapi bisa jadi tanda atau gejala gejala yang mengarah ke sana," ujarnya.

Dikutip dari Healthline, intrusive thoughts merupakan suatu pemikiran yang tidak diinginkan atau tidak menyenangkan yang tiba-tiba muncul. Isi pikiran ini umumnya mengenai suatu tindakan agresif dan seksual.

Contoh intrusive thoughts antara lain, yaitu:

  • Terkena infeksi bakteri atau kuman.
  • Pemikiran akan melakukan tindakan kekerasan, agresif, atau melukai orang lain.
  • Tidak yakin bisa melakukan tugas dengan benar atau tidak mampu menyelesaikannya.
  • Pemikiran terkait tindakan seksual.
  • Melakukan tindakan atau mengatakan hal yang tidak pantas di publik.

Meski terlihat menganggu, pikiran sejenis ini bukan hal yang jarang terjadi. Normalnya, intrusive thoughts hanya berupa pikiran yang tidak berarti selama tidak benar-benar dilakukan.

Baca juga: Mengenal Arti dan Sejarah Titik Koma, Simbol Gerakan Kesehatan Mental

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com