Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gerwani, Gerakan Wanita Indonesia yang Dikaitkan dengan Aksi G-30-S

Kompas.com - 30/09/2022, 06:04 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) adalah organisasi wanita yang disinyalir terlibat dalam aksi G-30-S.

Gerwani dianggap sebagai salah satu organisasi onderbouw Partai Komunis Indonesia (PKI) dan memiliki citra buruk.

Kendati demikian, organisasi yang sudah dibubarkan ini tetap menghiasi sejarah pergerakan perempuan.

Saat dibentuk, Gerwani tidak mengarah pada PKI sama sekali. Organisasi ini pertama kali dibentuk dengan nama Gerakan Wanita Istri Sedar atau Gerwis.

Berikut sejarah perjalanan Gerwani mulai dari pembentukan hingga akhir gerakannya.

Baca juga: Sejarah Peristiwa G30S yang Melibatkan PKI dan Pasukan Cakrabirawa

Sejarah Gerwani

Seperti yang sudah disampaikan, Gerwani mulanya dikenal sebagai Gerwis. Ide pembentukan organisasi ini muncul pada 7 Mei 1950 saat diadakannya pertemuan di Surabaya.

Salah satu penggagasnya adalah seorang jurnalis perempuan piawai di Indonesia SK Trimurti dan beberapa pejuang perempuan lainnya.

Dilansir dari Kompas.com (2021), Gerwis dibentuk pada 4 Juni 1950 di Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI dan Proses Evakuasinya dari Lubang Buaya

Sebanyak enam wakil organisasi wanita di Indonesia berkumpul di Semarang, di antaranya:

  1. Rukun Putri Indonesia (Rupindo)
  2. Persatuan Wanita Sedar dari Surabaya
  3. Isteri Sedar dari Bandung
  4. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwindo) dari Kediri
  5. Wanita Madura dari Madura
  6. Perjuangan Putri Republik Indonesia.

Dasar pendirian Gerwis

Dasar pendirian Gerwis adalah rasa tidak puas beberapa pejuang perempuan atas organisasi perempuan yang berdiri sebelumnya.

Selain penetapan nama Gerwis, mereka juga menunjuk beberapa tokoh yang sebagai pengurus organisasi, antara lain:

  • Ketua: Tris Metty
  • Ketua II: Umi Sardjono
  • Ketua III: SK Trimurti
  • Sekretaris: Koesnapsiyah.

Baca juga: 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI dan Proses Evakuasinya dari Lubang Buaya

Arah gerakan

Bekas kamp tahanan Gerwani, yang kini jadi tempat wisata di Plantungan. KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATINKOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN Bekas kamp tahanan Gerwani, yang kini jadi tempat wisata di Plantungan. KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN

Pada awal mula pembentukan, Gerwis bertujuan untuk melepaskan masyarakat dari segala bentuk perbudakan dan penindasan demi menciptakan kekeluargaan yang sejati dari manusia.

Gerwis juga senantiasa memperjuangkan hak anak dan hak perempuan, serta memperluas jaringannya dengan melakukan pendekatan ke daerah-daerah.

Halaman:

Terkini Lainnya

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com