Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Teka Teki Cakil, Cakal, dan Cakol Curi Durian

Kompas.com - 29/08/2022, 10:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIGA bersaudara, yaitu Cakil, Cakal, dan Cakol mencuri durian dari kebun Semar. Mereka kemudian menyembunyikan hasil curiannya ke sebuah gua yang terletak tidak jauh dari sarang-penyamun mereka bertiga.

Setelah merasa durian-durian hasil curian itu aman tersembunyi di dalam gua maka Cakil, Cakal, dan Cakol, yang kelelahan akibat kegiatan merampok, pulang ke rumah untuk tidur. Mereka bertiga langsung tertidur nyenyak.

Menjelang tengah malam, Cakil terbangun lalu diam-diam menyelinap ke dalam gua untuk mengambil sepertiga dari seluruh durian hasil curian mereka, kemudian menyembunyikan durian-durian tersebut di bawah ranjang Cakil. Cakil lalu kembali tidur lelap.

Tak lama berselang, giliran Cakal yang terbangun dan diam-diam menyelinap ke gua untuk mengambil sepertiga dari seluruh durian di dalam gua itu, tanpa sadar bahwa sebelum Cakal, sebenarnya Cakil sudah mengambil sepertiga dari durian-durian hasil curian yang disembunyikan di dalam gua.

Baca juga: Kisah Wong Cilik dan Lakon Semar Bangun Candi Sapto Argo

Cakal menyembunyikan durian-durian yang diam-diam diambilnya tersebut di bawah ranjang Cakal. Cakal juga kembali tidur nyenyak.

Menjelang fajar, giliran Cakol terbangun dari tidurnya, lalu diam-diam menyelinap ke gua untuk mengambil sepertiga dari seluruh durian yang tersisa di dalam gua. Dia tidak sadar bahwa sebelum dirinya, sebenarnya Cakal sudah mengambil sepertiga dari durian-durian tersebut dan sebelum Cakal, Cakil juga sudah terlebih dahulu mengambil sepertiga dari durian hasil rampokan mereka.

Cakol kemudian menyembunyikan durian-durian yang diam-diam diambilnya tersebut di bawah ranjang Cakol sendiri. Cakol kembali tidur nyenyak, bergabung dengan Cakil dan Cakal.

Setelah siang hari Cakil, Cakal, dan Cakol sama-sama bangun lalu mereka masuk ke dalam gua di mana mereka sama-sama melihat bahwa durian yang tersisa di dalam gua hanya tinggal delapan buah.

Mereka bertiga sambil menggaruk-garuk kepala masing-masing berusaha menduga berapa sebenarnya jumlah seluruh buah durian yang mereka bertiga curi dari kebun Semar.

Demi memperoleh jawabannya, mereka bertiga mencoba menghitung mundur. Dapat dipastikan bahwa delapan buah durian itu merupakan duapertiga dari durian yang tersisa sebelum Cakol mengambil sepertiga dari durian tersisa.

Berarti yang Cakol lihat pada saat itu adalah 12 durian yang kemudian empat buah durian diambil Cakol sehingga tersisa delapan buah durian.

Jika Cakal menyisakan 12 durian, yang lalu pertama dilihat oleh Cakol sebelum mengambil sepertiganya, berarti yang disisakan oleh Cakal adalah duapertiga dari apa yang dilihatnya sebelum mengambil sepertiganya. Itu berarti Cakal melihat 18 buah, yang telah disisakan oleh Cakil.

Jika yang disisakan Cakil adalah 18 buah, sebagai duapertiga dari keseluruhan durian hasil curian Cakil, Cakal, Cakol, berarti yang diambil oleh Cakal adalah sepertiga dari 18 atau sama dengan 6 buah durian.

Jika Cakil menyisakan 18 durian, yang lalu pertama kali dilihat oleh Cakal sebelum mengambil sepertiganya, berarti yang disisakan oleh Cakil sama dengan duapertiga dari apa yang dilihat Cakil sebelum mengambil sepertiganya. Itu artinya, Cakil telah mengambil  sembilan buah.

Dengan demikian berdasar hitungan saya, berarti seluruh durian yang dicuri Cakil, Cakal, Cakol dari kebun Semar semula berjumlah sembilan ditambah 18 buah sama dengan 27 durian.

Mohon dimaafkan, terus terang secara bingungologis, saya harus akui bahwa saya bingung ketika menyusun teka-teki ruwet ini termasuk juga tatkala saya menyusun jawabannya yang tidak kalah ruwet ketimbang sang teka-tekinya sendiri sehingga resiko saya membuat kekeliruan sangat besar.

Maka sudah barang tentu sepenuhnya Anda berhak tidak percaya terhadap hasil hitungan saya akibat saya yang memang dungu ilmu hitung ini sama sekali tidak berani menjamin bahwa hasil hitungan saya hukumnya wajib dijamin pasti benar adanya.

Silakan Anda menghitung sendiri sebab pasti Anda lebih pandai menghitung buah durian yang dicuri Cakil, Cakal, Cakol dari kebun Semar, ketimbang saya. Sehingga pilar-pilar kebenaran di atas landasan aritmatika dapat benar-benar secara benar benar-benar ditegakkan di persada Nusantara tercinta ini. Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com