Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Belajar dari "Besok atau Tidak Sama Sekali"

Kompas.com - 21/08/2022, 20:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM rangka mendirgahayu 77 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Aylawati Sarwono yang telah beberapa kali bekerja sama dengan Wawan Sofwan menyelenggarakan pergelaran wayang orang dan drama kolosal Jenderal Besar Soedirman pada Sabtu 13 Agustus 2022 mulai pukul 16.00, di auditorium Jaya Suprana School of Performing Arts, telah menyelenggarakan pergelaran monolog garapan sekaligus tampilan Wawan Sofwan dengan judul “Besok, Atau Tidak Sama Sekali”.

Judul tersebut merupakan sumpah Bung Karno yang diungkapkan pada tanggal 16 Agustus 1945, sehari sebelum hari paling bersejarah bagi Bangsa, Negara dan Rakyat Indonesia.

Di dalam pergelaran sederhana namun akbar tersebut, Kang Wawan mengerahkan segenap kesaktian teatrikal secara paripurna mendayagunakan segenap teknik monolog demi ekspresif berkisah tentang apa yang terjadi empat hari sebelum peristiwa bersejarah yang paling menentukan nasib bangsa, negara dan rakyat Indonesia, yaitu proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dengan monolog “Besok, Atau Tidak Sama Sekali” Kang Wawan memberikan sebuah kuliah umum yang mengajarkan kita semua tentang apa yang terjadi pada kurun waktu beberapa hari menjelang 17 Agustus 1945, dipandang dari sisi Bung Karno sebagai pembaca teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Selama beberapa hari menjelang Proklamasi Kemerdekaa Indonesia, Bung Karno mengalami masa kemelut paling berpengaruh untuk akhirnya bisa tercatat di dalam sejarah bersama Bung Hatta sebagai proklamator Kemerdekaan Bangsa, Negara dan Rakyat Indonesia.

Gesekan-gesekan dengan orang-orang terdekat Bung Karno yang akhirnya memengaruhi pengambilan keputusan penting tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk kelahiran sekaligus kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

Menyaksikan pergelaran monolog Kang Wawan, lubuk sanubari saya tergetar. Pelajaran yang dapat saya peroleh dari monolog Wawan Sofwan adalah kesadaran atas keluhuran budi pekerti para pejuang kemerdekaan Indonesia yang telah terbukti berjuang tanpa pamrih jabatan, kekuasaan apalagi harta benda bagi kepentingan diri sendiri namun benar-benar tulus mengabdi bagi kepentingan Negara, Bangsa dan Rakyat Indonesia.

Para Pejuang Kemerdekaan Indonesia pada masa Republik Indonesia belum merdeka, sudah mampu sadar bahwa pada hakikatnya demokrasi bukan tujuan, namun sekadar alat untuk meraih tujuan yang jauh lebih mulia, yaitu mempersatukan beragam pendapat yang saling beda satu dengan lain-lainnya tanpa angkara murka kebencian antara yang saling beda pendapat.

Insya Allah para calon pemimpin bangsa yang akan memperebutkan suara rakyat pada pemilihan umum 2024 berkenan belajar dari para Pejuang Kemerdekaan Indonesia untuk mampu bersaing tanpa kebencian sambil berbekal semangat tulus mengabdikan diri kepada bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Selaras makna luhur terkandung di dalam lagu Padamu Negeri mahakarya Kusbini:

Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com