Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949

Kompas.com - 01/03/2022, 06:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 dikenang sebagai Hari Penegakkan Kedaulatan Negara.

Kala itu, berlangsung serangan besar-besaran ke wilayah Yogyakarta, di mana waktu itu Yogyakarta masih menjadi ibu kota negara.

Penyerangan ini terjadi akibat Belanda yang menduduki wilayah Yogyakarta dan berlaku semena-mena. Padahal, sebelumnya telah dilakukan sejumlah kesepakatan.

Baca juga: 1 Maret Jadi Hari Penegakan Kedaulatan Negara, Ini Sejarah dan Alasannya

Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, (1/3/2019), sejak awal 1949, segenap jajaran militer TNI sudah siap siaga melakukan penyerangan dan penjagaan di Yogyakarta.

Pada Februari 1949, muncul perintah operasi di Staf Komando Aktif Bibis yang menyatakan agar segera melakukan serangan umum di Yogyakarta.

Letkol Soeharto mendapatkan perintah untuk merumuskan strategi dan taktik penyerbuan. Setelah pembagian sub, Soeharto mulai menjalankan rencananya.

Dua minggu sebelum hari H, kesatuan-kesatuan dalam kelompok mulai menyusup ke Kota Yogyakarta.

Siapa sangka, pasukan di bawah pimpinan Letnan Komaruddin lebih dulu melakukan penyerangan pada 29 Februari 1949, karena mengira bulan Februari berakhir pada tanggal 28.

Pasukan ini melakukan penyerbuan di daerah Kota Yogyakarta sampai daerah Kantor Pos, selatan jalan Malioboro.

Penyerangan berhasil, hingga menguasai daerah tersebut. Namun, karena salah perhitungan tanggal, pasukan ini bergerak sendiri, sehingga mudah dipukul mundur oleh Belanda.

Baca juga: Serangan Umum 1 Maret 1949: Latar Belakang, Aksi, dan Dampak

Dikutip dari Kompas.com, (1/3/2019), ketika itu, Yogyakarta berada di bawah pimpinan Kolonel Van Langen yang bermarkas di Hotel Tugu.

Pasukan ini juga terdiri dari batalyon dan diperkuat satuan-satuan KNIL.

Letkol Soeharto sebagai Komandan Brigade X memikirkan rencana untuk melakukan serangan balasan terhadap tentara Belanda.

Dia juga membagi kelompoknya dalam tujuh sub-wehrkreise yang berada pada masing-masing tempat.

Setelah sepakat dengan Jenderal Soedirman dan Kolonel Bambang Sugeng, akhirnya misi penyerangan dilakukan.

Baca juga: Mengenal Saptoto, Seniman di Balik Monumen Serangan Umum 1 Maret

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com