KOMPAS.com - Hari ini 25 tahun lalu, tepatnya 28 Februari 1997, satelit Italia-Belanda BeppoSax mendeteksi pijaran pertama dari ledakan sinar gamma GRB 970228.
Dikutip laman NASA, dari penentuan posisi pasangan sinar-X yang tepat, pengamat optik dapat menentukan bahwa ledakan itu terjadi di galaksi yang jauh.
Sinar gama adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron. Sinar gama membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi.
Baca juga: Apa Itu Sinar Gamma?
Teka-teki tentang di mana Gamma Ray Bursts (GRB) terjadi akhirnya terpecahkan. Ini merupakan pertama kalinya ilmuwan mendeteksi ledakan sinar Gamma.
Meskipun banyak yang masih menjadi misteri, tetapi penemuan pada hari itu mengarah pada pemahaman baru tentang ledakan paling kuat di semesta.
Dilansir laman NASA, selama hampir 30 tahun, ledakan sinar gamma menjadi misteri bagi para astronom. Ledakan itu adalah ledakan terbesar yang diketahui di alam semesta.
Tapi ledakan sinar gamma terjadi secara acak dan berlalu dengan sangat cepat. Ledakan itu melepaskan lebih banyak energi daripada satu miliar matahari hanya dalam beberapa detik.
Awalnya para astronom tidak mengetahui apakah ledakan itu dekat (di galaksi ini) atau jauh. Tapi kemudian diketahui bahwa ledakan terjadi di galaksi lain dan menandakan kelahiran lubang hitam.
Semburan sinar gamma ditemukan sejak akhir 1960-an. Saat itu satelit AS sedang memantau langit untuk mencari tanda-tanda uji coba senjata nuklir Soviet, yang akan melepaskan sinar gamma.
Kemudian diketahui bahwa kilatan sinar gamma yang sering terjadi tidak datang dari bawah (pengujian nuklir di Bumi) melainkan dari atas (aktivitas alam di kosmos).
Pada tahun-tahun berikutnya, para astronom mendukung detektor ledakan sinar gamma pada sejumlah satelit dan probe antarplanet.
Dengan detektor ini tersebar di tata surya manusia, para astronom menciptakan Jaringan Antarplanet.
Detektor individu tidak dapat mengetahui dari arah mana ledakan itu datang. Tetapi para ilmuwan dapat menentukan perkiraan lokasi di langit dari ledakan sinar gamma yang menerangi tiga detektor, melalui proses yang disebut triangulasi.
Baca juga: Kini Hadir, Pohon Jati Platinum Hasil Mutasi Sinar Gamma