Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Ledakan Sinar Gamma yang Terdeteksi Pertama Kali

Kompas.com - 28/02/2022, 19:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 25 tahun lalu, tepatnya 28 Februari 1997, satelit Italia-Belanda BeppoSax mendeteksi pijaran pertama dari ledakan sinar gamma GRB 970228.

Dikutip laman NASA, dari penentuan posisi pasangan sinar-X yang tepat, pengamat optik dapat menentukan bahwa ledakan itu terjadi di galaksi yang jauh.

Sinar gama adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron. Sinar gama membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi.

Baca juga: Apa Itu Sinar Gamma?

Teka-teki sinar Gamma

Teka-teki tentang di mana Gamma Ray Bursts (GRB) terjadi akhirnya terpecahkan. Ini merupakan pertama kalinya ilmuwan mendeteksi ledakan sinar Gamma.

Meskipun banyak yang masih menjadi misteri, tetapi penemuan pada hari itu mengarah pada pemahaman baru tentang ledakan paling kuat di semesta.

Dilansir laman NASA, selama hampir 30 tahun, ledakan sinar gamma menjadi misteri bagi para astronom. Ledakan itu adalah ledakan terbesar yang diketahui di alam semesta.

Tapi ledakan sinar gamma terjadi secara acak dan berlalu dengan sangat cepat. Ledakan itu melepaskan lebih banyak energi daripada satu miliar matahari hanya dalam beberapa detik.

Awalnya para astronom tidak mengetahui apakah ledakan itu dekat (di galaksi ini) atau jauh. Tapi kemudian diketahui bahwa ledakan terjadi di galaksi lain dan menandakan kelahiran lubang hitam.

Semburan sinar Gamma sejak 1960-an

Semburan sinar gamma ditemukan sejak akhir 1960-an. Saat itu satelit AS sedang memantau langit untuk mencari tanda-tanda uji coba senjata nuklir Soviet, yang akan melepaskan sinar gamma.

Kemudian diketahui bahwa kilatan sinar gamma yang sering terjadi tidak datang dari bawah (pengujian nuklir di Bumi) melainkan dari atas (aktivitas alam di kosmos).

Pada tahun-tahun berikutnya, para astronom mendukung detektor ledakan sinar gamma pada sejumlah satelit dan probe antarplanet.

Dengan detektor ini tersebar di tata surya manusia, para astronom menciptakan Jaringan Antarplanet.

Detektor individu tidak dapat mengetahui dari arah mana ledakan itu datang. Tetapi para ilmuwan dapat menentukan perkiraan lokasi di langit dari ledakan sinar gamma yang menerangi tiga detektor, melalui proses yang disebut triangulasi.

Baca juga: Kini Hadir, Pohon Jati Platinum Hasil Mutasi Sinar Gamma

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com