Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Harus Dilakukan agar Varian Corona Mu, Lambda, dan C.1.2 Tak Masuk Indonesia?

Kompas.com - 17/09/2021, 09:06 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 tergolong mudah bermutasi sejak pertama kali diketahui muncul di Wuhan, China pada Desember 2019.

Saat ini muncul beragam varian atau mutasi dari Covid-19, termasuk Alpha, Beta, Gamma serta yang terbaru Delta yang sempat menjadi faktor lonjakan kasus di Indonesia pada Juli lalu.

Selain sejumlah varian tersebut, pemerintah Indonesia juga menaruh perhatian pada tiga varian baru yang belakangan muncul, yaitu Lambda, Mu, dan C.1.2.

Pemerintah perlu melakukan upaya agar ketiga varian tersebut tidak masuk dan menyebar di Indonesia.

Baca juga: Benarkah Varian Corona Mu Tak Lebih Ganas dari Delta? Ini Kata Eijkman

Lantas, upaya apa saja yang harus dilakukan?

Penjelasan epidemiolog

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, keberadaan ataupun masuknya varian baru corona di Indonesia hanyalah perkara waktu.

Namun dengan catatan, situasi pandemi belum terkendali, kapasitas testing, tracing, dan treatment (3T) belum adekuat atau memadai.

Padahal, Dicky mengungkapkan, hingga saat ini situasi tersebut masih terjadi di Indonesia.

"Ini semua masih terjadi, walaupun saat ini sudah terjadi perbaikan secara umum, namun berbicara Indonesia itu sangat kompleks," ujar Dicky kepada Kompas.com, Kamis (16/9/2021).

"Karena kita memiliki banyak pulau terluar, banyak daerah terpencil, dan variasi kualitas intervensi dari setiap kabupaten/kota dalam melakukan 3T, 5M, dan vaksinasi," tambahnya.

Baca juga: Penjelasan Eijkman soal Varian Corona Mu yang Disebutkan Lebih Ganas dari Delta

Apa yang harus dilakukan?

Relawan pemakaman jenazah covid19 saat menjemput salah satu jasad warga yang isoman. Sejak ditemukan varian delta di Nunukan kasus konfirmasi semakin menjadi. Pada awal agustus 2021, kasus kematian di Nunukan tercatat 15 kasusDok.PMI Nunukan Relawan pemakaman jenazah covid19 saat menjemput salah satu jasad warga yang isoman. Sejak ditemukan varian delta di Nunukan kasus konfirmasi semakin menjadi. Pada awal agustus 2021, kasus kematian di Nunukan tercatat 15 kasus

Menurut Dicky, luasanya pintu masuk ke Indonesia baik dari darat, laut, dan udara juga menjadi tantangan lainnya.

"Oleh karena itu, keberadaan varian seperti Mu, Lambda, dan C 1.2, itu kita tidak perlu kaget kalau itu sudah masuk Indonesia," kata dia.

Namun, ia mengingatkan, yang jauh lebih penting adalah bagaimana upaya pemerintah untuk meresponsnya.

Menurutnya, strategi yang perlu dilakukan sama, yakni perkuat testing, tracing, dan treatment, protokol kesehatan 5M, serta vaksinasi.

Halaman:

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com