Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekebalan terhadap Covid-19 Disebutkan Bertahan Bertahun-tahun, Benarkah?

Kompas.com - 04/06/2021, 07:05 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian yang berkaitan dengan virus corona, penyebab pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia terus dilakukan.

Menurut dua studi terbaru, kekebalan terhadap virus corona bertahan setidaknya satu tahun, bahkan lebih lama, dan meningkat seiring waktu terutama setelah vaksinasi.

Melansir The Irish Time, temuan ini dapat membantu menghilangkan ketakutan terkait perlindungan terhadap virus akan berumur pendek.

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Dugaan Adanya Medan Magnet di Bekas Suntikan Vaksin Covid-19

Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas orang yang telah pulih dari Covid-19, kemudian diimunisasi tak memerlukan suntikan penguat.

Namun orang yang divaksinasi yang tak pernah terinfeksi sebelumnya, kemungkinan besar membutuhkan suntikan penguat, begitu pula orang yang terinfeksi tapi tak menghasilkan tanggapan kekebalan yang kuat.

Dituliskan The New York Times, kedua laporan ini mengamati orang-orang yang terpapar virus corona sekitar setahun sebelumnya.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Memori imunologis

Menurut salah satu penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, kebanyakan orang yang terinfeksi virus sekitar setahun sebelumnya, memiliki memori imunologis penyakit di sumsum tulangnya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka masih dapat memproduksi antibodi.

Studi lain, yang diunggah di BioRxiv, sebuah situs untuk penelitian biologi, menemukan bahwa yang disebut sel B memori terus berkembang dan menguat setidaknya selama 12 bulan setelah infeksi awal.

“Makalah ini konsisten dengan literatur yang berkembang, menunjukkan bahwa kekebalan yang ditimbulkan oleh infeksi dan vaksinasi untuk SARS-CoV-2 tampaknya berumur panjang,” kata Scott Hensley, ahli imunologi di University of Pennsylvania yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Baca juga: Mengenal Gejala Autoimun dan Cara Mendeteksinya...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Alur Vaksinasi Covid-19 Terbaru

Studi tersebut dapat meredakan kekhawatiran bahwa kekebalan terhadap virus bersifat sementara, seperti halnya dengan virus corona yang menyebabkan flu biasa.

Tetapi, ujar Hensley, virus-virus ini berubah secara signifikan setiap beberapa tahun.

“Alasan kita terinfeksi virus corona biasa secara berulang-ulang sepanjang hidup mungkin lebih berkaitan dengan variasi virus ini daripada kekebalan,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com