Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Dongeng, antara Hiburan, Edukasi, dan Pelestarian Budaya

Kompas.com - 23/03/2021, 11:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Semasa kecil dulu, kita pasti pernah mendengarkan dongeng yang diceritakan oleh orangtua, atau guru. Saat menyimak dongeng kita seolah diajak untuk berkhayal dan berpetualang ke dalam cerita yang mengasyikan. Di akhir cerita kita memetik pelajaran dari cerita yang kita simak.

Dari Malin Kundang, cerita kebanggaan masyarakat Minangkabau, kita belajar tentang kewajiban menghormati ibu supaya tidak menjadi anak durhaka.

Dari cerita Bawang Merah-Bawang Putih kita belajar tentang arti kebaikan, ketulusan, kesabaran, kesombongan, dan ketamakan melalui tokoh-tokohnya.

Generasi kelahiran tahun 70-80-an pasti akrab dengan serial film boneka Si Unyil yang bercerita tentang petualangan dan keseharian anak laki-laki bernama Si Unyil bersama teman-temannya. Dari serial ini istilah hompimpa alaium gambreng menjadi akrab di telinga kita.

Ada dua karakter dari film ini yang masih menempel di ingatan kolektif masyarakat hingga saat ini yaitu Pak Ogah dengan kalimat populernya “cepek dulu dong” dan Pak Raden, pria berkumis keturunan Jawa dengan gaya ketawa khas yang terkenal pemarah dan pelit.

Sosok Pak Raden ini diperankan oleh Drs Suyadi yang juga pengarang dari cerita legendaris Si Unyil.  Pengaruh Suyadi sangat luar biasa dalam menghidupkan dunia dongeng di Indonesia sehingga hari kelahirannya, 28 November, diperingati sebagai Hari Dongeng Nasional.

Sejarah dongeng

Dongeng adalah bagian dari karya sastra dan tradisi lisan yang telah ada sejak munculnya peradaban manusia.

D.L Ashliman (2004) dalam bukunya, Folk and Fairy Tales, menjelaskan bahwa dongeng (fairy tale) berasal dari Perancis dan diperkenalkan ke Inggris oleh seorang pengarang bernama Madame d’Aulnoy yang mulai mempublikasikan cerita-cerita fantasi dengan judul kolektif Les Contes de fees (tales of fairies) pada tahun 1697.

Cerita-cerita dongeng tersebut ditulis dengan merujuk kepada berbagai cerita rakyat dan sejak saat itu, cerita-cerita dongengnya mulai populer di Inggris hingga abad ke-19.

Kekuatan dongeng terletak pada narasinya yang membuat manusia belajar memahami dunia sekitarnya. Ini juga yang membuat popularitas dongeng bertahan hingga hari ini.

Dongeng dapat ditemukan di berbagai negara dan budaya mana saja di dunia ini. Sepanjang abad pertengahan, pendongeng adalah salah satu profesi yang sangat dihormati oleh masyarakat karena dipandang sebagai pemimpin, guru, sekaligus penghibur yang memberikan manfaat bagi banyak orang melalui cerita yang dinarasikannya.

Hari dongeng sedunia jatuh pada tanggal 20 Maret. Beberapa sumber mengatakan bahwa peringatan ini bermula di Swedia sekitar tahun 1991 saat itu kaum Skandinavia atau Nordik di Eropa menyelenggarakan perayaan Alla berättares dag, atau hari perayaan semua pendongeng pada bulan Maret.

Kemudian, kabar perayaan ini menyebar ke Australia dan Amerika Latin sekitar tahun 1997 dan semakin menyebar ke seluruh bagian Skandinavia sekitar tahun 2002. Akhirnya pada 2009 masyarakat di enam benua melakukan perayaan secara serentak setiap tanggal 20 Maret.

Dongeng: definisi dan evolusi

Dari segi arti, dongeng dan cerita rakyat kerap kali dimaknai secara tumpang tindih. Namun yang pasti adalah keduanya merupakan ragam karya sastra lama yang berisikan cerita fiktif dan mengandung nilai-nilai budi pekerti yang bisa menjadi pelajaran hidup manusia

Beberapa teoritikus mengatakan bahwa dongeng didasarkan pada khayalan seseorang yang kemudian diceritakan dari generasi ke generasi secara turun-temurun. Artinya, semua peristiwa dalam sebuah dongeng bersifat fiktif dan tidak benar-benar terjadi (Sugiarto, 2009).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Anak Kecil Menangis di Pinggir Waduk Usai Ayahnya Tenggelam, Ini Kata Polisi

Video Viral Anak Kecil Menangis di Pinggir Waduk Usai Ayahnya Tenggelam, Ini Kata Polisi

Tren
'Chicha': Minuman Fermentasi dari Campuran Air Liur Manusia

"Chicha": Minuman Fermentasi dari Campuran Air Liur Manusia

Tren
Kronologi Penangkapan Pegi, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Buron 8 Tahun

Kronologi Penangkapan Pegi, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Buron 8 Tahun

Tren
Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Tren
7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

Tren
Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Tren
Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Tren
Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Tren
Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Tren
8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

Tren
Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Tren
Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Tren
Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Tren
Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Tren
Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com