Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 23 Maret 2021: Negara Asia dengan Kasus Terbanyak

Kompas.com - 23/03/2021, 08:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurut update dari Worldometer, Selasa (23/3/2021) hingga saat ini ada 124.266.952 kasus infeksi terkonfirmasi dengan 2.734.701 kematian akibat Covid-19. 

Penyebaran virus corona Covid-19 masih terjadi di banyak negara dunia, meskipun vaksinasi sudah mulai dilakukan. 

5 Negara Asia

Berikut ini update 5 negara kasus terbanyak di Asia menurut Worldometers: 

  1. India: 11.686.330 kasus infeksi, 160.200 meninggal, dan 11.179.059 sembuh
  2. Turki: 3.035.338 kasus infeksi, 30.178 meninggal, dan 2.844.681 sembuh
  3. Iran: 1.808.422 kasus infeksi, 61.877 meninggal, dan 1.549.649 sembuh
  4. Indonesia: 1.465.928 kasus positif, 39.711 meninggal, dan 1.297.967 sembuh
  5. Israel: 828.764 kasus positif, 6.109 meninggal, dan 807.653 sembuh. 

Baca juga: PPKM Mikro di 15 Provinsi Berlaku Hari Ini, Simak Aturan Lengkapnya

1. Indonesia

Melihat grafik penambahan kasus baru dalam beberapa waktu terakhir, tren pelaporan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan. 

Setidaknya sejak pertengahan atau akhir Februari lalu, dari yang semula kasus harian ada di angka belasan ribu, kini turun menjadi 4.000-an hingga 6.000-an kasus per harinya.

Pemerintah pun terus berupaya untuk mempercepat program vaksinasi yang hingga hari ini masih berjalan lambat dan jauh dari target awal, yakni 1 juta orang divaksin per hari.

Presiden Joko Widodo pun instruksikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk segera mendistribusikan vaksin AstraZeneca ke seluruh provinsi di Indonesia.

Selain untuk mempercepat upaya vaksinasi, instruksi dikeluarkan juga mengingat masa kadaluarsa vaksin buatan Inggris tersebut yang akan kadaluarsa pada Mei mendatang.

Baca juga: Jokowi: Saya Sudah Perintahkan Menkes Segera Distribusikan Vaksin AstraZeneca

2. Malaysia

Malaysia menyiapkan dana kompensasi bagi penerima suntikan vaksin Covid-19 yang mengalami reaksi parah.

Mengutip CNA (22/3/2021), dana yang telah disiapkan adalah sebesar 2,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 34,4 miliar.

Menteri Kesehatan Malaysia, Adham Baba mengatakan bagi penerima vaksinasi yang membutuhkan perawatan rumah sakit dan dinyatakan memenuhi syarat akan mendapat RM 50.000 atau sekitar Rp 174,9 juta.

Atau bagi yang mengalami cacat permanen akibat vaksinasi ini akan mendapatkan dana kompensasi sebesar RM 500.000 atau sekitar Rp 1,7 miliar.

Otoritas kesehatan Malaysia mencatat hingga 18 Maret 2021 terdapat 20 kejadian reaksi merugikan, mulai dari gatal-gatal, sesak napas, hingga jantung berdebar-debar. Namun, tidak ada kasus kematian yang tercatat.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Pfizer Dijual Online di Malaysia

3. Belgia

Peneliti dari universitas di Liege, Belgia menemukan adanya varian virus corona baru yang telah menyumbang 4 persen infeksi di negara tersebut.

Mengutip The Brussels Times (22/3/2021), virus hasil mutasi itu dikenal sebagai B.1.214 atau "Spike Insertion" yang pertama kali ditemukan Januari lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com