Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lakukan Kebiasaan Buruk Ini jika Ingin Sehat

Kompas.com - 15/02/2021, 17:07 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering kita lakukan dan kita anggap sepele, ternyata mengandung risiko kesehatan yang besar.

Bahkan, bisa mengakibatkan kematian jika kebiasaan tersebut terus menerus dilakukan.

Kebiasaan buruk itu seperti kurang istirahat, kurang minum, kurang tidur, dan lain sebagaianya.

Mengapa bisa demikian? Berikut penjelasannya secara medis:

Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menganggu Kesehatan Mental

Penjelasan secara medis

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Ari Fahrial Syam, mengatakan, tubuh harus mendapatkan istirahat yang cukup, asupan air ideal, dan suplai makanan atau nutrisi tepat waktu.

Kebiasaan-kebiasaan seperti jarang minum, telat makan dan selalu begadang tersebut mestinya dapat segera ditinggalkan, agar tidak berdampak kepada kesehatan tubuh.

Jika tidak, kebiasaan-kebiasaan itu bisa membawa akibat yang serius, bahkan sampai kematian di usia muda, jika konsisten dilakukan dari usia muda.

"Prinsipnya sudah ada ketentuan umum. Artinya istirahat musti cukup. Istirahat paling tidak enam jam, tidur enam jam. Tidur pada malam hari. Itu memang anjuran sehatnya seperti itu. Minum, harus cukup, 8-10 gelas per hari tergantung berat badannya. Kemudian makan tak boleh terlambat. Saya rasa bagaimana kita agar kembali sehat, mesti konsisten kembali lagi ke situ. Kalau tidak, bisa cepat meninggal muda itu," ujar Ari, kepada Kompas.com, Senin (15/2).

Baca juga: Sadari, Kunci Hidup Sehat di Tengah Pandemi

Dampak kebiasaan buruk yang fatal

Ari mengungkapkan, kebiasaan kurang minum juga akan berdampak kepada ginjal.

Kekurangan cairan bisa menyebabkan dehidrasi yang efeknya bisa bermacam-macam.

Efek itu mulai dari gangguan usus, otak, dan yang paling utama adalah ginjal. Penyakit ginjal seperti batu ginjal juga dapat terjadi.

Setelah terkena penyakit pada ginjal dan infeksi yang berulang, akhirnya pasien harus melakukan cuci darah.

"Misalkan kurang minum, ginjal terganggu. Dehidrasi dan bisa macam-macam. Ujung-ujungnya ke ginjal juga. Usus juga bisa terganggu. Kalau kurang minum, dehidrasi, bisa collapse. Bisa ke otak juga gangguannya kalau memang pas lagi kurang dehidrasi kan. Tapi kalau yang paling berdampak langsung ginjal. Kalau kurang minum, kencingnya pekat, akhirnya batu ginjal," kata dia.

Sama halnya dengan kebiasaan suka begadang maupun tidur malam, berakibat pada peningkatan stress dan penurunan daya tahan tubuh.

Daya tahan tubuh ini sangat penting sebagai ketahanan tubuh melawan penyakit. Jika daya tahan tubuh turun, tubuh akan kehilangan ketahanannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com