Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petang Ini Akan Terjadi New Supermoon, Apakah Sama dengan Supermoon?

Kompas.com - 17/10/2020, 15:25 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap bulan terdapat fenomena langit atau astronomi yang beberapa di antaranya bisa disaksikan. Namun ada pula yang hanya dapat dilihat dengan teropong. 

Fenomena yang terjadi pada 17 Oktober 2020 adalah New Supermoon.

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Andi Pangerang mengatakan puncak New Supermoon terjadi pada Sabtu dini hari.

"Betul. Hari ini memang terjadi new supermoon. Puncak fase bulan barunya terjadi pada pukul 02.30 WIB dan puncak perigee terjadi pada pukul 06.48 WIB," katanya pada Kompas.com, Sabtu (17/10/2020).

Baca juga: Fenomena Langit Sabtu Malam Ini, Supermoon atau Bukan?

Dapat disaksikan dengan teropong

Berbeda dengan full Supermoon yang dapat disaksikan dengan mata telanjang, New Supermoon hanya dapat dilihat menggunakan teropong. 

"Kalau Supermoon yang biasanya terjadi ketika purnama, New Supermoon ini terjadi ketika fase bulan baru atau konjungsi atau ijtimak dalam bahasa Arab," kata Andi.

New Supermoon tidak bisa dilihat secara kasat mata sebagaimana full supermoon, hal itu karena posisi matahari, bulan, dan bumi terletak segaris.

Sementara itu bulan terletak di antara matahari dan bumi.

"Sehingga bagian bulan yang menghadap ke bumi tidak disinari oleh matahari," jelasnya.

Selain itu, Andi juga menambahkan, satu-satunya cara agar dapat melihat new supermoon adalah menunggu bulan sabit muda terlihat pada Sabtu petang.

Dia menjelaskan bagian bulan yang bercahaya petang nanti sekitar 0,45 persen (Merauke) hingga 0,64 persen (Sabang).

Sementara diameter sudut bulan mencapai 33,46 menit busur atau 0,558 derajat.

Sehingga, lebar sudut bagian bulan yang bercahaya bervariasi antara 9 detik busur (Merauke) hingga 12,85 detik busur (Sabang). Dengan catatan, 1 detik busur adalah 1/3600 derajat.

"Terbayang bagaimana tipisnya bulan sabit muda yang akan tampak petang nanti," ungkapnya.

Baca juga: Arab Saudi Akan Gelar Umrah Tahap 2 di Masa Pandemi Covid-19 Esok

Fenomena bulan Oktober

Fenomena langit lainnya pada bulan Oktober setelah New Supermoon adalah sebagai berikut:

  1. 21 Oktober: Puncak Hujan Meteor Orionid
  2. 22 Oktober: Deklinasi Maksimum Selatan Bulan
  3. 22-23 Oktober: Tripel Konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus
  4. 23 Oktober: Fase Perbani Awal
  5. 26 Oktober: Konjungsi Inferior Merkurius
  6. 29-30 Oktober: Konjungsi Bulan-Mars
  7. 31 Oktober: Oposisi Uranus
  8. 31 Oktober: Bulan Purnama Biru Mikro

Untuk informasi selengkapnya mengenai fenomena langit di bulan Oktober bisa mengakses laman berikut: Edukasi Lapan.

 Baca juga: WHO Tegaskan Kesimpulan soal Obat Remdesivir untuk Pasien Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com